"Kau sudah sejak tadi pagi berada di ruanganku. Tidak bosan?"
Adalah suara Farrel yang merasa kesal dengan teman sekaligus atasannya itu. Rayhan sama sekali tidak berniat pergi dari ruangannya sejak jam kantor dimulai lima menit. Datang ke ruangan ini pun tanpa mengucapkan satu atau dua kata, membuat Farrel juga heran dengan tujuan temannya itu datang ke sini.
"Aku tidak bosan," jawab Rayhan.
"Tapi aku yang bosan," timpal Farrel cepat.
Tak ada balasan apapun dari Rayhan, justru yang tertangkap retinanya adalah Rayhan yang duduk dengan air muka serius. Kedua aslinya tampak tajam kala ditekuk bersamaan, serta terlihat adanya kilatan di manik laki-laki itu. Entahlah, Farrel juga tidak tahu apa yang sebenarnya Rayhan pikirkan saat ini. Dirinya juga sejak tadi tidak bertanya. Mungkin saja dari air muka Rayhan itu sedang mengudang dirinya untuk bertanya lebih dulu.
"Katakan, sebenarnya apa yang kau pikirkan?"