Kenapa harus datang lagi tuhan.
Frenia
(***)
Satu minggu sudah dari masa orientasi siswa, sekolah juga sudah berlangsung kondusif dengan murid baru masih dengan penyesuaan diri ditempat baru.
Frenia gadis itu berjalan sambil nunduk memasuki area sekolah, bukan mencari uang yang jatuh hanya saja terlelu gugup dijika bertemu tatap dengan orang apalagi dia melihat dari jauh saja sudah keringat dingin.
Brukkk
Ia menabrak. Bukan ia yang sengaja di serempet motor oleh seseorang membutanya terjatuh.
"upsss nia…. Nia… kita ketemu lagi setelah sekian lama"ucap orang itu menyeringai saat melihat frea.
Frea membeku ditempat melihat siapa orang itu, ingatakan kembali ke masa lalu saat dimana ia berada di sekolah dasar dibully habis-habis an oleh orang ini masuk rumah sakit berhari-hari sampai dijahit.
"masih ingat kan sama gue. Ini sebagai salam perjumaan kita"ucapnya langsung meninggalkan frea sedangkan orang-orang disana tidak ada yang mau membatu dan tidak mau menganggu salah satu cucu pemilik sekolah.
Cika-batinya
"ya ampun frea lo kenapa?"tanya Indira yang baru datang malah mendapatkan pemandangan tidak menyengankan apa lagi tatapan sinis dari murid-murid lain "eh lo semua pada nggak punya hati ya, bukanya nolongin malah pada bisik-bisik"sentaknya membuat orang yang tidaknya bisik-bisik itu terdiam.
Siapa sih yang tidak mengenal Indira, murid yang baru masuk seminggu bahkan sejak awal mos aja menjadi trending topic karena berani melawan senior dan membantah hukuman yang diberikan.
"ayo fre"ajaknya memapah frea yang sepertinya kakinya terkilir dan membaw ake uks karena masih pagi penjaga maupun dokter belum datang jadinya ia sendiri menangani, gini-gini juga pas smp masuk pmr.
Mengambil menyak tawon mencopot sepatu dan juga kaos kaki milik frea mengoleh kan minyak tawon ke kakinya mengurutnya
"tahan ya frea"
Akkhhh
Shhhh
"lo tadi kenapa bisa jatuh?"tanyanya
"nggak apa-apa"
Menghela napas berat "kenapa? Nggak mungkin kalau nggak apa-apa jatuh sendiri, cerita sama gue kemana? Ada yang ganggu lo?"tanyanya beruntun sambil mengambalikan obat-obat tadi ke tempat asalnya.
"ya sudah lah lo sini aja jangan kemana-kemana. Nanti gue istirahat kesini"
"tapi_"
"nanti gue izinin ke guru"
Frea memandang kepergian Indira dengan tersenyum tipis bersyukur masih ada yang mau menolong dan peduli padanya.
Huffftttt
Frea menghela napas panjang, rasa takut itu kembali menyerang dirinya setelah bertahun-tahun tidak dipertemukan kenapa harus dipertemukn lagi.
Trauma jelas masih ada terhadap orang itu, ia ingat betul bagaimana kejadian itu dulu bukan hanya sekali dua kali tapi sering yangterakhir berakhibat dia dirawat di rumah sakit lama.
Cika! Sepertinya harus di waspadai dari sekarang orang itu. Tapi ia bisa apa cika orang yang berbahaya sejak dulu.
(***)
Disisi lain kini Indira tengah berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih rame karena jam-jam mendekati bel begitulah kebiasaan murid baru pada datang mendekati bel.
Berjalan santai dengan muka cueknya seolah-olah itu tak ada orang lain di jalan itu, itulah salah satu sifat Indira cuek tersekitar namun akan sangat terbuka dengan orang-orang terdekat.
"pagi beb, kenapa tuh muka kusut amat"sapa Aries sambil merangkul pundak Indira manun ditepis sang empu "kenapa sih? ada yang ganggu lo? Siapa? Bilang sama gue?" tanyanya beruntun sambil berusaha mensejajarkan jalannya dengan Indira.
"apa sih Ar, nggak jelas banget"sahutnya ketus.
"nggak biasa kusut begitu, terus kenapa tadi pas gue ke rumah lo, lo malah udah berangkat? Kan gue semalem bilang mau gue jemput?"omelnya
"lupa"
"kenapa ra?"tanya dika mencekal tangan Indira karena dika juga merasakan aura tidak mengenakan dari Indira.
"nggak apa-apa. awas pada minggir gue mau ke kelas"ucapnya meninggalkan mereka langsung melanjutkan perjalanan, sedangkan mereka memandang kepergian Indira dengan tatapan sulit diartikan.
"ada yang beres"ucap vano
(***)
Kringggggg
"baik anak-anak pelajaranya cukup sampai disini, lanjutkan buat pr dan kita akan bahas minggu depan. selamat istirahat, selamat siang. Assalamualaikum"
Bel istirahat telah berbunyi, semua murid berbondong-bondong untuk segera keluar kelas begitu juga dengan kelasnya Indira X-2.
"dir, ayo kantin"ajak teman sekelasnya
"duluan aja, nanti gue nyusul"
"ok deh kalau gitu. kita duluan ya"
"sip dah sana"
Indira juga melangkah keluar kelas untuk ke uks terlebih dahulu nengok in frea, namun langkahnya harus terhenti dengan panggilan seseorang yang langsung mengandeng tangannya.
"dir nanti mampir ke rumah ya, mama katanya kangen sama lo sama disuruh nginep. Lo di telfon mama nggak diangkat katanya"ucap cewek rambut digerai itu bersama ketiga temanya juga mengikuti langkah dua orang di depannya.
"iya besok gue ke sana"
"mama mintanya hari bukan besok"
Menghela napas panjang "gue nggak bawa kendaraan hari ini, tadi pagi gue dianterin abang"
"cakep itu" menjentikan jari "bareng gue aja"
"nggak yakin gue, gue masih mau berada di dunia masih mau ngerasain pacaran, nikah, punya anak"
Orang itu memutar bola matanya malas "ya ampun Indira sepupunya cika yang cantik jelita ini, sumpah dah gue nyetirnya pelan dan hati-hati dah. Suer"ucapya
Orang itu cika orang yang nyerempet frea tadi pagi "lo bawa motor apa mobil?"
"motor, mobil gue masuk bengel"jawabnya lesu
"gue aja nanti yang nyetir, kalau nggak mau ya udah gue nggak mau ke rumah lo nunggu hari sabtu kalau gitu"
Cika panik "eh jangan dong. Iya-iya nanti lo nyetir. Udah ayok kantin"
"lo sama temen lo duluan aja. gue mau ke uks dulu, temen gue sakit tadi. Bye sepupu nggak ada akhlak"salamnya sambil kissbay dan lari menjauh menuju uks.
Tanpa orang-orang tahu bahwa Indira dan cika itu sepupuan yang berarti juga salah satu cucuk pemilik sekolah ini. Indira juga sengaja tidak mengenakan marga keluarga karena tidak mau di anggap special oleh guru-guru ia mau diperlakukan sama dengan murid-murid lain dan juga mendapatkan teman yang bener-bener tulus.
"sabar untuk sepupu kesayangan gue"gumamnya kemudian diikuti ke tiga temanya ke kantin.
(***)
"hai fre… gimana kaki lo udah enakan belum?"tanyanya ketika masuk ke uks masih sama seperti tadi pagi sepi.
"oh hai indi, udah mendingan kok. aku ke kelas aja ya"bujuknya
"iya iya, tapi lo harus makan dulu. lo disini aja biar gue beliin makan"
"nggak us_"belum juga melanjutkan ucapanya sudah ditinggal aja.
Makasih indi kamu udah baik banget sama aku-batinnya.
Tersenyum tipis, membanyangkan jika itu adalah abangnya yang memberikan perhatian. Kapan abangnya bisa bersikap manis ke dirinya sepertinya hanya mimpi.
Ia juga merasa sekarang semakin jauh dengan abangnya sekarang, satu sekolah tapi tidak pernah ketemu, di rumah juga sama jarang ketemu. Jika ketemu paling pas makan malam itu aja nggak pernah diajak ngobrol.
Ceklek
Pintu uks terbuka membuat frea mengalihkan pandangan ke pintu disana terdapat seorang pemuda berseragam sma dengan baju di keluarkan, rambut acak-acakan dua kancing teratas dibiarkan terbuka memperlihatkan dalaman kaus berwarna hitam.
"abang"panggilnya ternyata itu abangnya bernama Bayu Setiawan Putra panggilannya bayu.
"ngapain lo disini. ohhh udah berani bolos lo ya?"tanyanya dengan nada bicara datar dan dingin.
"ak-aku nggak bolos"jawabnya
"halah, nggak percaya gue. Nanti gue bilang papa kalau lo bolos biar dihukum"ucapnya enteng disertai senyum miringnya.
"ak_"
Ceklek
Kali ini menampil sosok Indira membawa nampan berisi nasi goreng dan juga susu coklat membawanya mendekat ke frea.
"lo makan dulu, baru nanti balik ke kelas"ucapnya menaruh nampan itu di samping frea.
"iya. Makasih"
"hmm" kemudian berjalan ke kursi mendudukan dirinya disana kemudian membuka sebungkus roti dan memakannya.
"ekhemmm"dekeman itu membuat Indira mengalihkan perhatianya ke asal suara.
"loh kak bayu, sejak kapan disini?"tanyanya basa basi, karena baru sadar kalau ada orang lain selain dirinya dan juga frea.
"sebelum lo masuk"
Indira manggut-manggut "butuh bantuan mau cari apa?"
"obati dong"pintanya
"oh ya udah sini duduk, gue ambil obatnya dulu"kemudian mengambil seperti betadin, kasa, alcohol dan mendekat ke bayu yang sudah duduk di kursi samping Indira duduk tadi "habis ngapain sih kak? berantem ya? tawuran?"tanyanya
"banyak tanya cepet batin"selanya
Isshhh
Akhhh
"pelen-pelan mbel"
"lagian tinggal jawab aja apa susah sih, kalau kayak gini kan lo sendiri juga sakit. Habis ngapain?"ucapnya datar dan dingin.
"pas berangkat di keroyok sama semata"jawabnya
"makanya jangan suka cari masalah"
"mereka duluan"
"ya ya ya ya. serah lo deh kak. udah selesai"ucapnya membereskan perlaratanya dan mengambalikan ke tempat semula.
"nggak usah buru-buru fre, pelan-pelan aja makannya istirahatnya masih lama habis ini jamkos"ucapnya pada frea dan kembali duduk melanjutkan acara makannya.
"lo kenal sama dia?"tanya bayu
"hmm, frea sahabt gue"
"sejak kapan?"
"sejak awal masuk"
"bolos dia, ajaran lo sesat"
Plakkkk
Indira mengeplak lengan bayu "sembarang kalau ngomong, buka itu mata noh kakinya bengkak akibat kesermpet tadi pagi"ucapnya
"gitu doang nggak masuk kelas"cibirnya tentunya membuat frea sakit hati yang bilang seperti itu adalah abangnya.
"gitu doang lo bilang hah"ucapnya marah "kalau itu terjadi sama lo juga paling seminggu nggak masuk sekolah"lanjutnya mengingatkan kejadian lalu.
Indira dan bayu itu sudah kenal sejak bangku smp, dan ya sampai sekarang bayu itu kakak kelasnya dan sekarang sudah kelas dua belas
.
"iya dah, eh iya pusek jalan yuk"ajaknya
"pulsek mau ke rumah tante gue. Udah fre?"
Frea mengangguk "oh iya fre sorry banget nih nanti gue nggak bisa nganterin soalnya gue ke rumah tante gue dulu, gue juga tadi pagi di anterin"ucapnya.
"gak apa-apa in aku bisa naik ojek kok.
"jangan nanti biar temen gue aja yang nganterin lo"