"tidak usah gerogi"
"baiklah ayo" ujar dinda kemudian dirinya kini masuk ke dalam café.
"apa dia sudah datang" gumam dinda.
Ia memandang seluruh isi café dan tada… dia menemukanya.
"ah kak, aku ingin ke toilet sebentar" ujar elora kepada dinda.
"ah begitu, iya, kakak tunggu di pojok sana ya, itu calon suami kakak" ujar dinda menunjuk seseorang yang sedang semakin dalam menangis.
"aku tidak akan menyakitimu lagi"
Brian merasakan gelengan dari elora,
"kamu sudah menyakiti hati terdalamku kak hiks" ujar elora dengan sedih.
"maaf" ujarnya dengan mengelus rambut elora.
Elora hanya diam dan tidak berkutik, biarlah dirinya menangis dulu dengan lega.
Setelah beberapa menit menangis, kini elora melepas pelukan dari brian.
"tetaplah menikah dengan kak dinda, demi menuruti ayayah dan juga mempunyai keturunan" ujar elora dengan suara yang agak serak.
"tidak!" jawab brian dengan jelas dan padat.
Elora memandang kedua mata brian.