Langit gelap untuk kesekian kalinya. Bintang dan rembulan tertutup awan tebal. Udara begitu dingin, seperti akan hujan. Malam yang begitu menyedihkan. Tak ubahnya seperti Reigan yang saat ini termenung di ruang pribadinya. Setelah tadi mendengar cerita Park Sun-Hyung, dia langsung undur diri untuk berpikir. Selama berjam-jam keningnya berdenyut, memikirkan berbagai hal, namun dirinya juga punya batasan. Reigan pusing, hatinya panas menahan emosi yang begitu besar.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Hanya dengan merasakan hawa kehadirannya saja Reigan sudah tahu.
"Masuklah," ucap Reigan.
Pintu terbuka, sosok Shea yang begitu mempesona masuk dengan langkah anggun. Dia mengenakan baju tidur dari kain katun yang begitu lembut, berwarna putih polos. Membuat kulit kuning langsatnya tampak sedikit kontras.
Dengan tatapan tenang Shea melangkah mendekat, lalu berdiri tepat di depan meja kerja Reigan.
"Sepertinya ada yang harus kita bicarakan," ucap Shea, lalu tersenyum.