"Terrisa ā¦ bangun, sayang. Hari sudah pagi," ucap wanita yang terlihat begitu cantik walau umurnya hampir menginjak kepala empat.
Mendengar suara ibunya, sang putri masih terlihat malas. Dia menguap beberapa kali hingga akhirnya membuka mata dan mendapati ibunya tengah berdiri di ambang pintu kamar.
"Maaf, semalam aku terbangun dan susah tidur." Setelah memberi alasan, dia bangkit dan berjalan sempoyongan ke arah ibunya.
"Cepatlah mandi. Ibu tunggu di depan. Kau sendirikan yang kemarin bersemangat ingin memanen buah-buahan lagi?"
Terrisa menguap lagi. Jemarinya yang mungil mengusap-usap kelopak mata, berusaha untuk menghilangkan kantuknya.
Kebiasaannya jika tak bisa tidur semalam memang seperti itu. Dia akan bangun kesiangan dan merasa malas, tapi hari ini berbeda. Terrisa ingin memanen buah-buahan di kebun bersama ibunya, lalu menjualnya di pasar agar bisa membeli daging.
