"Sayang, kamu mau makan apa, Nak?" tanya Shea pada putrinya.
Saat ini mereka tengah menyusuri pasar di Alban. Kedatangan mereka membuat suasana jadi heboh. Para penduduk dan pedagang yang ada di pasar langsung bergerombol mendekat ke arah Shea dan Terrisa. Sosok ibu dan anaknya itu menjadi pusat perhatian. Mendapatkan pujian dan tawaran untuk mencicipi buah dan makanan lainnya.
"Maaf, kami hanya sedang jalan-jalan saja. Terima kasih atas kebaikan kalian," ucap Shea lalu menyunggingkan senyum tulus.
"Ya ampun mereka sangat cantik," decak seseorang.
"Benar, Putri Terrisa terlihat sangat berwibawa. Aku yakin pasti dia juga hebat seperti ayahnya."
"Hei-hei, minggirlah. Beri jalan untuk mereka!"
"Hehe ā¦ semoga hari kalian menyenangkan."
"Kalau butuh bahan masakan, datang saja ya!"
Untuk kesekian kalinya Shea tersenyum. Dia kembali melanjutkan langkahnya bersama Terrisa.