"Anda mengenalku?" tanya Erden. Dia masih tak percaya jika wanita itu mengenalnya.
"Maaf, jadi mengejutkanmu, Tuan Erden. Sudah lama aku tidak merasakan energi sihir dari bangsa elf putih."
"Ibu, kamu mengenal penguntit itu?" tanya Terrisa dengan tatapan tajam.
Sosok sang ibu langsung memberikan senyuman pada anaknya. Dia juga mengusap-usap rambut Terrisa, tapi gadis kecil itu tampak masih kesal.
"Sekali lagi maaf ya, Tuan Erden. Terrisa memang berlebihan jika ada orang asing yang datang."
Tiba-tiba wajah Terrisa cemberut. "Dia bukan lagi orang asing, Ibu! Dia itu penguntit!"
"Ya ampun, sayang. Jaga bicaramu, kita mendapat tamu spesial hari ini. Bagaimana kalau kita masak daging yang tadi kita beli. Oh ya, mari masuk, Tuan Erden. Pasti anda lelah setelah melakukan perjalanan yang sangat jauh dari utara."