Di jalur menuju menara itu, Rim berjalan santai tanpa alas kaki. Cahaya sinar bulan cukup terang malam ini. Dia merasa bosan dan ingin berjalan-jalan menikmati suasana malam seperti yang sering sosok itu lakukan. Angin malam menerpa wajah tampannya, menguraikan helai-helai rambut putihnya. Dingin yang terasa membeku tak mampu menghentikan langkahnya.
Namun tiba-tiba terlihat segerombolan orang di ujung jalannya. Mereka berlari ke arahnya sambil berteriak.
"Siapa di sana?!"
Terdengar deru langkah kaki, Rim masih tenang dengan wajah datarnya, bahkan dia lebih tertarik dengan sinar purnama di atas sana.
"Kau siapa? Sedang apa kau di sini?!"
Mereka berjumlah lima orang, mengenakan baju zirah dengan simbol kerajaan. Masing-masing juga membawa tombak di tangan dan pedang yang masih tersemat dalam sarungnya.
"Apa kau tuli?! Apa kau bisu?! Hei ā¦.!"
Salah satu yang seperti pemimpin dari mereka tampaknya mulai kesal.