Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Suami Sewaan

Un_Kurniasih
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
Synopsis
Di usianya yang hampir menginjak usia kepala tiga, Alanna Baskara seorang CEO cantik di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan CEO tampan bernama Jordy Sebastian yang terkenal playboy dan suka main wanita dan juga temperamen. Alanna yang tidak ingin di jodohkan dengan Jordy mencari cara agar perjodohan itu batal. Dan akhirnya dia menyewa seorang pria untuk menjadi suami sementaranya agar perjodohan itu tidak terjadi. Lalu siapakah pria yang akan menjadi suami sewaannya? cus baca aja ceritaku! Ini cerita pertamaku, semoga menghibur!

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Ide gila

Alanna Baskara atau biasa di sapa Anna seorang wanita cantik berusia 28 tahun. Dia adalah seorang CEO di perusahaan miliknya di bidang kosmetik yang bernama Alanni's Cosmetics. Perusahaannya tidak hanya terkenal di dalam negeri, tapi juga sudah merambah ke berbagai negara lainnya. Bahkan perusahaannya sudah mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan cosmetics terbaik di negaranya.

Anna membangun perusahaan itu dengan kerja kerasnya dan sekarang dia berhasil dan sukses. Meski dia terlahir dari keluarga berada, tapi kerja kerasnya tidak kalah dengan para pekerja keras lainnya di luar sana.

Anna adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya bernama Alvian Baskara dia juga seorang CEO di perusahaan miliknya yang dia bangun sendiri di bidang properti. Alvian sudah menikah dan saat ini dia tinggal di luar negri bersama istri dan anaknya. Jika libur mereka akan berkunjung ke Indonesia untuk berkumpul.

Dan adiknya yang bernama Algastya Baskara, dia baru berusia 18 tahun dan masih bersekolah. Jarak usia Anna dan Alga memang agak jauh, di banding dengan Alvian yang hanya selisih tiga tahun.

Kehadiran Alga memang tidak pernah di sangka, orang tua Anna tidak mengira akan mengandung lagi saat usia Anna menginjak 10 tahun. Ternyata Tuhan masih memberinya amanah untuk mempunyai seorang anak lagi.

Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, Anna belum juga menikah dan itu membuat Siska--ibu Anna, sering mengomel dan sering menjodoh-jodohkan Anna dengan anak teman-temannya.

Karena teman-teman Anna seusianya sudah pada menikah bahkan udah punya anak. Siska ingin segera menggendong cucu dari Anna, selain itu dia juga malu setiap arisan teman-temannya selalu menanyakan kapan Anna menikah. Bahkan mereka sering menakut-nakuti Siska kalau Anna tidak segera menikah dia akan menjadi perawan tua.

Alhasil Siska sering ngomel pada Anna. Anna sendiri bukannya tidak mau menikah tapi dia ingin fokus dengan karirnya dulu dan di juga belum siap untuk nikah. Tapi teror dari ibunya terkadang membuat Anna stres.

Hampir setiap hari Siska selalu menceramahinya tentang jodoh dan menikah. Hari ini saja Siska baru menceramahi Anna, padahal Anna sedang di kantornya dan sibuk dengan pekerjaannya.

Anna memijit pelipisnya yang terasa pusing, ocehan sang mama membuatnya benar-benar stres. Ingin rasanya sehari saja dia terbebas dari mamanya itu.

Tak lama pintu ruangannya terbuka, menampakan asisten sekaligus sahabatnya itu.

"Kenapa tuh muka? Kusut banget!" tanya Vini sambil duduk di depan Anna.

"Biasa Vin, Mak lampir neror gue lagi!" keluh Anna. Vini terkekeh geli.

Dia sudah kenyang mendengar keluh kesah sahabat sekaligus bosnya itu.

"Makanya kawin, biar gak di teror terus sama ibu negara!" celetuk Vini dan berhasil membuat Anna mendelik tajam.

"Lo pikir gue kambing, maen kawin kawin aja," ujar Anna sebal. Vini tergelak mendengar ucapan Anna.

Anna menghembuskan nafas kasar, omelan sang ibu masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dia benar-benar jengah dengan sikap ibunya itu.

"Ketawa mulu lo, bantuin gue kek! Gimana caranya biar nyokap gue gak neror gue terus. Pusing gue!"

"Ya Lo harus nikah lah, cuma itu caranya. Biar nyokap lo berhenti neror, terus lo punya anak bereskan?"

Anna berdecak kesal. "Bukannya bantu nyari ide, malah bikin kepala gue makin pusing!" gerutu Anna.

"Ya terus lo mau gimana lagi? Emang lo mau jadi perawan tua, ya udah lo ikutin aja kemauan nyokap lo, adem dah hidup lo!" ucap Vini.

"Tau ah, lo bukannya ngasih solusi. Malah bikin gue jadi tambah stres!" kesal Anna.

"Tapi gue punya ide nih na,"

"Alah paling juga lo mau jerumusin gue lagi," balas Anna malas.

"Serius gue, lo mau tau gak. Di jamin nyokap lo berhenti berkoar-koar," tukas Vini.

Anna menatap Vini serius. "Beneran lo?" Vini mengangguk.

"Apaan?"

"Lo harus cari cowok buat jadi suami pura-pura lo, atau lo sewa cowok deh buat jadi suami lo. Biar nyokap lo gak ngomel terus dan jodoh-jodohin lo terus!" jawab Vini.

Anna memijit pelipisnya. "Ide gila macam apa itu? Lo benar-benar kebangetan ya Vin, bukannya ngasih gue solusi, malah bikin gue makin stres,"

"Dengerin gue dulu nona Alanna. Lo cuma pura-pura aja, di depan nyokap bokap lo. Selebihnya terserah lo. Lo cari cowok terus lo sewa buat jadi suami sementara, lo kontrak deh berapa lama terus kalo udah sampe waktu yang di tentukan lo bisa cerai sama dia. Dari pada lo stres mulu!"

Anna memutar bola matanya malas. "Ide gila lo gak bermanfaat buat gue!"

"Ah udah lah terserah lo, gue mau lanjut kerja lagi!" ucap Vini lalu beranjak.

"Pikirin ide gue!" ucapnya sebelum meninggalkan ruangan Anna.

"Mikirin ide lo, gue makin stres," balas Anna jengah.

"Serah lo!"

Anna mengacak rambutnya kesal. "Gue bisa gila beneran kalo kayak gini!"

Anna melirik arlojinya. Dia lupa ada meeting dengan kliennya.

"Dasar Maemunah, kenapa gak ingetin gue ada meeting!" kesalnya.

Ting..

Ponselnya berbunyi, ternyata pesan dari Vini.

(Sorry na, gue lupa ngasih tau ada meeting dengan Bu Emily 😁)

"TELAAATT.." teriak Anna kesal sambil berteriak di depan ponselnya. Padahal Vini pun tidak akan mendengar teriakkannya.

Dia pun beranjak dan bergegas, menuju tempat meeting.

Bersambung..