"Bagaimana? Ini sudah tahun terakhir kita melakukan perjanjian." Dwi Haniyah berkata lugas, membuat pergerakan tangan Hawa yang hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, terhenti seketika.
Hamid Adam langsung paham maksud ibunya. "Bukankah tidak etis kalau kita membicarakannya di meja makan?"
"Lalu, kamu mau ibu membicarakannya di mana? Di Meja hijau?"
Hamid Adam tertawa kecil. "Ibu sungguh pintar membanyol. Jenaka sekali. Mengapa kita tidak sekalian saja melakukan konferensi meja bundar ala diri sendiri? Pasti bagus sekali."
Hawa menatap Hamid Adam, berniat memperingatkan anak lelaki mertuanya itu agar tidak membuat sang ibu marah. Hamid Adam mengedipkan mata beberapa kali demi memutus kontak dengan istrinya.
"Jadi, kapan?" ulang Dwi Haniyah.