"Silakan dinikmati, Nona."
Gadis itu mengangguk, mengucap terima kasih. Lalu tak lagi mengeluarkan suara. Tindakannya persis seperti gadis belia itu. Rasya yakin mereka benar-benar pernah menciptakan kisah di masa lalu.
"Maylea Lilyana Azussena."
Rasya bisa melihat ekspresi gadis itu sesaat lalu berubah meski hanya sedikit dan sebentar. Ia mengangkat cangkir kopinya dan meneguk beberapa kali cairan pekat manis itu.
"Maaf?"
"Aku yakin itu namamu. Kenapa kau menutupi identitas? Tak sudi kenal denganku lagi?"
"Kikan Meleana. Bukankah seperti itu yang tertulis di pesanan?"
"Seorang penulis juga menggunakan nama pena, dia dikenal dengan nama itu. Tetapi bukan berarti itu adalah nama aslinya."
"Beberapa penulis menggunakan nama aslinya."
Rasya menyeringai. "Kau tau benar apa maksudku, Nona."