Fatma menatap sendu kawan karibnya yang kini tengah sibuk sendiri dengan segala pikirannya. Calon pelamarnya sudah lebih dulu ditolak kakaknya. Flat sederhana milik Fatma menjadi latar aksi galauan gadis keturunan Jepang-Indonesia.
"Saat kita melibatkan Allah dalam semua urusan kita, percayalah ... kita tidak mungkin dikecewakan."
Demikianlah Fatma menghibur. "Apa yang kau dapat ketika beristikharah, Khadijah?"
"Allah menjawabnya dengan sebuah tanda. Di mataku ini, selalu terlihat Isamu ji-san, Fatma."
Fatma menghela napas, "Sudah fix ya rupanya? Ya sudah, terima paman itu."
"Enggak segampang itu kali. Gege enggak ngizinin. Dengan alasan kasus seperti di Indonesia yang banyak murtad itu loh."
Fatma mengangguk. Ia memahami ketakutan Sung Yu. Akan tetapi, dia juga ingin memberi solusi pada kawan baiknya yang sudah ia anggap sebagai saudari.