Hawa dan Hamid Adam berlibur ke Dunia Fantasi. Mereka pergi pada sore hari dari hotel. Hamid Adam menjanjikan sejak lama, tetapi baru kesampaian sekarang.
"Mas Hamid jadi tidak bisa iktikaf loh gara-gara mengajakku kemari." Hawa menggoda.
Hamid Adam tersenyum miring. "Ya sudah, kalau begitu aku iktikaf saja di Masjid Istiqlal, ya."
"Haish, Mas Hamid!" Hawa merengek.
Hamid Adam tertawa kecil. "Kita pulang jam sembilan ya. Besok pagi jam delapan kita harus sudah harus keluar dari hotel."
Hawa mengangguk. Lantas mereka melanjutkan menyaksikan parade yang disediakan tempat wisata tersebut.
Jalanan membuka tangan mereka kepada siapa pun yang lewat. Ini adalah jalanan bagi jiwa-jiwa yang sesat. Di sini senyuman tidak sesuai dengan tatapan mata. Topeng digunakan untuk kebohongan. Jalanan yang begitu meriah di setiap sudut. Meski begitu, hanya kesepian yang ada. Di antara cahaya dan bayang-bayang terdapat rahasia. Jalanan di lain kota dengan sejuta misteri.
