Ali mengangguk. Dia senang, menantunya banyak mendapat ilmu dari putra bungsunya. Artinya, Hamid Adam menunaikan kewajiban sebagai suami dengan baik dan paripurna. Sebab, memberikan pendidikan kepada istri juga sama hukumnya, yakni wajib.
"Setelah apa yang orang barat sebut penaklukan Konstantinopel, Sultan Mehmed II segera melakukan pengaturan untuk merevitalisasi kota ini, yang sejak saat itu juga dikenal sebagai Istanbul."
"Iya, Mas Hamid juga mengatakan demikian."
"Lalu, apa lagi yang Hamid ajarkan kepada Hawa tentang kota ini?" Aminah ikut dalam perbincangan, matanya beralih kepada Hamid yang duduk tepat di seberang kursinya.
"Jadi, kapan Ana akan mengajakku ke istana Topkapı?"
"Hae Allah, kau tidak sabar? Baiklah, Putriku. Kita akan pergi besok. Hanya kita saja."
Ahmad Ali berdehem. Matanya melirik-lirik Hamid Adam yang kentara sekali tidak menerima keputusan ibu tirinya yang sepihak itu.
"Ada apa Ahmad Ali? Kau keberatan?" Aminah memicingkan mata.