Barang mahal tersebut dia dapatkan dari seseorang yang mengaku bernama OF yang menjadi teman mengobrolnya di sebuah kedai kopi.
"Haniyah tidak akan datang." Seorang lelaki berkata. Dia berdiri tegap dengan memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
Rita memerhatikan si lelaki dengan saksama. Dia seperti pernah melihat pria tersebut. Mata Hari menelisik, melihat orang itu dari atas hingga bawah. Ujung kaki sampai ujung kepala. Penampilan sederhana tetapi berwibawa.
"Haniyah adalah istriku." Orang itu yang tidak lain adalah Ahmad Ali menginformasikan.
"Owalaaah! Pantesan saya kok ndak asing sama Bapak." Rita menyuarakan yang dipendamnya sejak tadi.
Ali tersenyum kecil. "Haniyah bersalah. Aku sebagai suami bertugas mendidik, dan akan memberikan sanksi atas kesalahannya. Tetapi, aku penasaran, bagaimana bisa menantuku tetap berkelakuan dan memiliki akhlak yang baik, berbudi luhur ... sementara anak malang itu hidup dengan kalian."