Hamid Adam mempersilakan Hawa masuk ke dalam rumah yang jaraknya sekitar lima puluh kilometer dari penambangan pasir milik perusahaannya. Sebuah rumah mewah di perumahan Nebula. Konon itu perumahan elite di seluruh kabupaten Banyumas.
"Kamu bantu-bantu saya mengurus rumah saja." Hamid membuka suara.
Hawa tersenyum kecil, lalu mengangguk. Dia sepenuhnya paham apa yang hendak disampaikan oleh Hamid Adam.
"Kamu mau saya gaji berapa, Hawa?" Sebenarnya Hamid hanya berbasa-basi. Dia tahu berapa seharusnya gaji seorang asisten rumah tangga. Dia pernah memilikinya dulu.
"Gaji? Mas nanya saya?" Hawa memastikan. Sebab tak ada nada tanya pada intonasi kalimat yang lawan bicaranya lontarkan. Datar seperti sedang bergumam hal yang tidak terlalu penting.
"Iya, upah yang kamu mau karena bantu saya." Untung saja kali ini, Hamid Adam menaikkan suaranya agar lebih bisa terdengar.
"Gak usah dibayar, Mas. Saya teh, dikasih tempat tinggal sama makan saja sudah terima kasih."