Hisyam hendak membuka mulut, tetapi terpotong oleh suara yang tampaknya memanggil sang gadis.
"Malika!"
Gadis itu menoleh. Wajah merah karena marahnya tadi, seketika berubah kemerahan karena merasa malu. Gadis tadi tersipu hanya karena disapa oleh seorang lelaki.
"Dinan!" sahutnya dengan wajah ceria, khas gadis jatuh cinta.
Laki-laki itu menghampiri, menolong si gadis dan memberi tatapan tidak menyenangkan kepada kapten polisi yang baru di kabupaten mereka. Hisyam tertawa dalam hati melihat tingkah remaja lelaki di depannya. Demi untuk menahan gejolak rasa tersebut, ia menggigit bibir, merelakan rasa nyeri.
"Orang baru itu mestinya sopan, Mas. Ndak usah banyak tingkah!"
Hisyam menghela napas, kemudian meminta maaf lagi, untungnya gadis itu tak lagi mengomeli seperti tadi. Tampak ia rela dan menerima permintaan maaf Hisyam.
Kesan pertamanya adalah, para warga yang tidak remaja memang luhur, tetapi remaja di depannya bahkan terlihat memusuhi.