Haidar membawa pulang Hafshah ke Aceh. Sudah hampir tiga bulan wanita itu berada di Medan. Haidar sengaja pindah dari rumahnya yang lama, agar istrinya itu tak lagi begitu merasa sedih atas kehilangan putra kecil mereka.
"Kamu suka tempatnya, Hafshah?" Haidar bertanya lembut.
Diperhatikannya Hafshah yang melihat-lihat rumah baru mereka. Wanita itu tak menjawab, tapi kepalanya mengangguk.
"Terima kasih," ucap Haidar.
Hafshah menghadap Haidar. Matanya menatap mata sang suami. Dahinya mengernyit. Bukankah harusnya dirinya yang berterimakasih?
"Terima kasih karena sudah menjadi istriku. Terima kasih atas dukunganmu selama ini. Terima kasih atas segalanya. Menemaniku dalam suka dan duka. Terima kasih karena segala hal yang selama ini kita lewati. Terima kasih, terima kasih, Hafahah."
Rupanya, Haidar memahami kernyitan di dahi istrinya.
Hafshah langsung menghampiri Haidar dan memeluk erat tubuh kekar suaminya. "Terima kasih kembali, Haidar."
Malam pukul 20.40.
