"Jadi, menurutmu, ini apa, Haidar?" tanya Hafshah lagi.
Teras rumah yang terang menjadi latar mereka dalam membahas dan mengulas kasus. Suasana itu tak begitu sepi. Sebab, gang tempat Deva dan Maya tinggal, selalu ramai. Maklum, kota. Beda dengan kabupaten tempat Hafshah tinggal. Anak-anak muda di sana memenuhi gang dengan berkelompok-kelompok. Ada kelompok penggosip, pengghibah, pemain game on line dan lainnya. Lumayan ramai, hingga, baik Maya atau Deva tidak terlalu mengkhawatirkan Hafshah yang bersama Haidar di teras akan melakukan prilaku buruk dan tercela.
"Kurasa, aku sependapat denganmu. Ini adalah sihir." Haidar menjawab. Duduk mereka saling berhadapan.
"Iya. Tapi kamu enggak lengkap kan ngasih tau makna sihir. Baru yang secara bahasa. Kata kamu ada empat. Tiga lagi, mana?"
"Aku juga enggak begitu ingat. Tapi aku ikut Classroom Ustad Muhammad Faizar Hidayatullah."
"Nah, terus?"