Dharma semakin tertarik membaca tulisan di kitab tersebut. Dia menyesal baru membacanya padahal si kakek sudah lama memberikan kepadanya.
Karena sudah larut malam, Dharma menghentikan bacaan dan memuskan untuk berbaring di ranjangnya dan memejamkan mata. Lagi pula, esok hari dia memang harus bekerja. Dia pun hendak membelikan sesuatu pula untuk dibawakan ke Indonesia oleh Hana dan lainnya.
Pada pagi harinya, Dharma membawa kitab. Iseng, siapa tahu akan dibacanya ketika senggang. Pagi pukul delapan lebih tiga puluh menit, dia sudah ada di kantor kedutaan. Seperti biasa, mengucap salam dan berbasa-basi, lalu ke ruangan untuk melaksanakan tugas.
Ketika dirasa tidak ada lagi yang begitu penting dikerjakannya. Dharma mengambil kitab yang dibawanya di dalam tas. Lembar-lembaran itu dibukanya, mencari batas bacaan yang kemarin malam dia tandai. Ketika menemukan halaman buku yang dimaksudkan dia pun kemudian melanjutkan bacaannya dengan wajah berseri-seri.