Renata menekan bell yang berada di samping pintu, sembari mengucapkan namanya pada sebuah alat pengenal suara yang terpasang tepat di samping bell itu. Setelahnya, pintu tinggi yang ada di depannya pun terbuka lebar dan menampilkan sedikit keadaan ruangan yang ada di dalam sana.
Namun, Renata tak kunjung melangkahkan kakinya maju, karena gadis itu terlihat seperti sedang mempertimbangkan sesuatu. Kemudian, gadis itu terlihat menundukan kepalanya, dan menatap ke arah amplop berwarna kecoklatan yang masih berada di dalam genggaman kedua tangannya sekarang ini.
'Tak apa, Renata. Demi amplop ini dan tugasmu sebagai seorang office girl, maka kau harus tetap memberikan ini kepada si pemilik dan melaksanakan tanggung jawabmu dengan baik,' gumam gadis itu dalam hati, mencoba untuk menenangkan rasa gelisah dalam hatinya.