Jasmine terus mengetuk-ngetuk pintu tinggi yang menjulang tinggi di hadapannya, menggunakan kedua punggung tangannya. Dengan mulut mungil milik gadis itu yang terus meneriakan nama Aaron dan Renata secara berulang kali dan dengan suara yang terdengar begitu kencang.
Lalu, gadis itu menghentikan gerakan tangan dan teriakan mulutnya, sata melihat gagang pintu yang ada di hadapannya sekarang ini terlihat bergerak dan tentunya di gerakkan oleh seseorang di dalam sana.
Sampai akhirnya, sepasang pintu yang terbuat dari kayu dan dengan ukiran berwarna hitam itu terbuka setengah dan menampilkan sesosok laki-laki dengan telanjang dada, yang berdiri dengan tegap dengan ekspresi wajahnya yang terlihat dingin.
"Kenapa kau mengetuk pintu kamar seseorang dan berteriak seperti maling di sore hari seperti ini, Jasmine? Apakah kau melupakan etika yang diajarkan olehku kepadamu, saat kau kecil dulu? Atau mungkin kau menjadi hilang ingatan tentang masa lalumu, setelah kecelakaan itu?"