***
Efi dan Ferry adalah sepasang kekasih yang sudah memulai hubungan saat mereka masih duduk di bangku SMA. Tepatnya saat mereka kelas 2 SMA.
Mereka saling mengenal saat mereka sama-sama masuk organisasi sosial di sekolahnya.
Ferry menyukai Efi, seorang gadis cantik yang memiliki hati yang sangat baik dan tulus.
Dan jika dihitung sampai sekarang, mereka telah berpacaran selama 7 tahun. Sekarang umur Efi 25 tahun dan umur Ferry 26 tahun, umur mereka hanya terpaut satu tahun namun mereka sama-sama dewasa dalam menjaga keharmonisan hubungannya.
Buktinya Ferry menghargai keputusan Efi yang ingin menjaga kesuciannya.
Efi punya prinsip jika dirinya harus melakukan itu hanya dengan suaminya kelak.
***
"Sayang, kamu dimana? kok sampai sekarang tidak bisa dihubungi?"
Pesan Efi pada Ferry. Bagaimana tidak, Ferry sudah tidak menghubunginya selama 1 minggu, nomornya pun selalu sibuk.
Mereka juga tidak dalam keadaan bertengkar. Jadi tidak ada alasan kenapa Ferry tidak mengubunginya.
"Yaudahlah, mungkin dia sedang sangat sibuk mengurusi perusahaan ayahnya." gumam Efi mengontrol pikirannya agar tetap dalam mode positif. Karena memang pacarnya adalah seorang tuan muda yang kayak, ayahnya adalah pemilik perusahaan internasional yang sangat besar.
Segera Efi bergegas untuk mandi, dan bersiap untuk rebahan. Karena memang hari ini adalah weekend. Efi memang tipe pembersih dihari weekend saja dia tetap menyempatkan mandi 2 kali sehari.
Tok ... Tok ... Tok
"Efi, bisa turun kebawah sebentar? Ibu mau ngomong." teriak Ibunya dari luar pintu kamar Efi".
"Baik Bu, sebetar." segera Efi bergegas kebawah.
"Ada apa Bu?"
"Begini nak, sebentar lagi adik-adikmu sudah ada yang masuk kuliah, dan kau tahu kan Vania sangat pintar. Dia sangat ingin kuliah dari luar negeri."
Seolah mengetahui pembicaraan ini justru kemana, wajah Efi seketika berubah.
Memang Efi memiliki 5 orang adik, semuanya adalah anak angkat dari ayah dan ibunya yang sekarang.
Dulu ayah angkatnya adalah seorang pengusaha yang sangat kaya, tapi karena ada suatu masalah, ayahnya pun bangkrut dan sekarang ayahnya mengidap penyakit kanker dan beberapa penyakit komplikasi.
Ibu angkat Efi hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, ayah dan ibu angkat Efi merupakan orang yang dermawan dan sangat baik hati.
Bahkan saat mereka bangkrut pun mereka masih berusaha menghidupi ke 6 anak angkat mereka. Jumlahnya ada 6 termasuk Efi.
Dan sekarang Efi adalah salah satu tumpuan keluarga, Efi berkerja disalah satu perusahaan swasta.
Gajinya memang lumayan besar, tapi tentu saja tidak cukup untuk membiayai pengobatan ayahnya dan biaya sekolah adik-adiknya.
"Iya, katakanlah!" ucap Efi yang sudah menunduk.
"Begini nak, teman bisnis ayahmu dulu ada yang melamarmu.
Dia masih muda, umurnya 30 tahun. Ibu lihat dia orangnya sangat baik dan sopan, jadi Ibu sudah mengatur makan malam kalian malam ini."
"Dia bilang dia sudah mengenalmu, dia sudah lama tertarik padamu, makannya dia mau melamarmu.
Disamping itu, Ibu mau berterus terang kalau kamu menerima lamanya dia akan membiayai sekolah adikmu, dan ayahmu akan mendapat saham diperusahaannya."
"Ibu mohon kamu pertimbangan dulu ya Nak, jangan berpikiran aneh tentang permintaan Ibu ini, Ibu hanya merasa dia tepat manjadi calon menantu Ibu.
Apalagi kamu harusnya sudah menikah di usia segini."
Ucap Ibunya sangat lembut agar putrinya ini tidak tersakiti oleh permintaannya.
Mendengar permintaan Ibunya membuat Efi terdiam, dia tidak bisa menyalahkan Ibunya.
Karena memang Ibunya tidak salah, dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Efi.
"Baik Ibu, nanti malam Efi akan coba bertemu dengan dia." balas Luna pura-pura senyum.
"Baik Nak, Ibu sudah mempersiapkan dress untukmu." balas Ibunya sangat antusias.
Segera Ibunya berlari ke kamarnya dan membawa satu dress berwarna peach.
"Ini dulu adalah dress Ibu saat kencan pertama dengan ayahmu, ukurannya pun pas denganmu." ucap Ibunya berbinar.
"Baiklah Ibu, Efi akan mengenakan dress ini nanti, sekarang Efi mau mandi dulu." balas Efi sambil mengambil dress yang di berikan Ibunya.
"Baiklah Nak, Ibu akan menyiapkan makan siang bersama Vania.
Nanti langsung turun saja ke bawah ya." ucap Ibunya masih dalam mode senang.
***
Segera Efi naik keatas dan masuk ke kamarnya. Dia mengambil ponselnya dan dia mengetik pesan ...
"Ferry, aku dijodohkan oleh Ibuku dengan teman bisnis ayahku dulu ... "
Tapi tetap saja tidak ada balasan dari Ferry.
"Baiklah terserahmu saja." jawab Efi sambil bersiap-siap untuk mandi.
Didalam kamar mandi, Efi berendam didalam bathub, dia mencoba membuang stressnya.
Dia juga sedang memikirkan cara, bagaimana caranya agar perjodohan ini tidak terlaksana.
Karena memang dia sudah berjanji hanya akan menikah dengan Ferry.
Walaupun Ferry sekarang tidak bisa dihubungi, tapi tetap saja Efi mempercayainya. Mengingat 7 tahun perjalanan cinta mereka, sungguhlah tidak mudah melepaskan hal itu. Karena memang sudah terlanjur nyaman.
"Aaaaaaaaah, aku pusing! Ferry kau dimana?" teriak Efi didalam kamar mandi. Dia sedang sangat membutuhkan teman cerita sekarang.
"Huh, saat aku membutuhkanmu, kau malah tidak ada!" gerutu Efi sembari memukul-mukul bebek karet mainan yang ada di bathtub itu.
***
Setelah Efi menyelesaikan mandinya, dia dibuat terkejut oleh keberadaan Vania, adiknya sedang tiduran di kasur." Ngapain kau disini? Aku mau tidur dulu." ucap Efi ingin sendiri dan tidur sebentar.
"Dih, kakak mah gitu sama Vania, Vania baru aja bantuin Ibu masak.
Vania mau cerita-cerita dulu, bentar lagi kan Vania udah berangkat ke luar negeri kan buat kuliah." balas Vania dengan ekspresi sedih.
Melihat itu Efi jadi tega, "Aduh adikku ini memang sungguh manja, membuat kakaknya gemes terus." respon Efi sembari memeluk adiknya Vania.
"Kau mau cerita apa? Cepatlah kakakmu ini sibuk.
Dunia mimpi dan pangeranku sedang menunggu." ucap Efi pura-pura melihat jam di dinding kamarnya.
"Hahaha, bentar lagi juga kakak akan bertemu dengan pangeran kakak. Kakak sudah kenal belum sih sama calon suami kakak?" tanya Vania yang sedang meledek.
"Idih, kau itu masih kecil. Tidak usah mengurusi urusan orang dewasa." balas Efi sembari mencubit pipi adiknya itu.
"Tapi kan kakak, aku sudah pernah melihat calon suamimu. Saat kakak berkerja, dia datang kesini menjenguk ayah.
Dia sangat tampan!" ucap Vania membelalakkan matanya.
"Masa sih dek? Setampan apa?" jawab Efi yang sangat ingin tahu.
"Dih ingin sangat tahu, katanya tadi aku tidak usah mengurusi urusan orang dewasa, hahaha." ledek Vania sembari kabur dari kamar Efi. Dia sangat senang melihat kakaknya penasaran.
"Aish, dasar kamu ya. Nanti kakak enggak kasih kamu uang jajan, weeeeeek." balas Efi sembari menjulurkan lidahnya meledek Vania dan langsung menutup pintu kamarnya agar Vania tidak bisa masuk.
"Kakak jangan gitulah, terus nanti aku makan gimana? Masa iya aku lihatin temen aku makan, terus aku cuman menelan ludah?" Vania mengusapkannya sembari memelas dan mengetuk-ngetuk pintu Efi.
"Kakak cuman bercanda Vania, kamu kesanalah dulu. Kakak ingin tidur sebentar." jawab Efi didalam kamar.
"Oke, aku akan berhenti ganggu kakak, yang penting jangan Vania tetap lancar." ucapnya sembari pergi dari kamar Efi.
"Dih, dasar adikku ini memang punya banyak akal." sahut Efi dan kemudian dia pun tidur.
***
Btw aku tahu banyak kekurangan dalam novel ini, jika kalian menemukan ada salah ketik, tinggalkan komen saja ya, biar langsung aku perbaiki hehe.
Makasih ya semuanya☺️