Gabriel menjadi sukses oleh berbagai usaha yang ditempuh dengan peluh dan air mata. Ia harus membayar segalanya tanpa merepotkan yang lain. Tidak ada usaha yang serta merta berhasil tanpa perjuangan berat.
Gabriel menatap tak percaya buku perdananya menjadi best seller merupakan rezeki berkah tentang perjuangan hidupnya meraih keberhasilan yang bisa dinikmati sampai sekarang.
Adiik angkatnya dan caca sedang mengikuti sekolah bonavid, meski keduanya beda jauh. Caca, gabriel masukkan ke sekolah yang paling bagus di kotanya berembel embel international, karena ia ingin suatu saat caca kuliah di luar negeri. Sedangkan astrid kuliah di tingkat akhir jurusan psikologi di sebuah universitas swasta kelas mandiri, ia berharap astrid dapat membantunya setengah hari mengurus caca sehingga tugas seorang ibu pun terbantu.
Astrid ... Astrid
"Tolong antar jemput caca ya, ke sekolah hari ini!?"
"Kamu tunggu aja, supaya tidak capek bolak balik," titah mbak gabriel dengan sabdanya yang klasik.