"Tenang aja! si mbak ku pun ga recok macam kamu, Randy," ketus astrid dengan menaikkan sudut mulutnya dan memonyongkan bibirnya.
Perubahan sikap astrid tak menghargai usaha dan jerih payah temannya yang sudah pontang panting, menemaninya konsul dengan dosen pembimbing. Tapi dasar kacang lupa kulit, hanya limit waktu beberapa hari tak sanggup ia mengejarnya.
astrid pasrah kalau.mengenai bayaran, tinggal meminta si mbak yang berduit itu.
Sungguh randy begitu kecewa, dan sia sia harapannya. Tabiat astrid berubah menjadi kasar dan angkuh, apakah seorang randy tidak mengenal lagi watak astrid yang dulu diincarnya?
randy mengajak astrid lebih giat lagi memperjuangkan tugas akhirnya, agar mereka dapat di wisuda bersamaan.
"Apa sih yang astrid, tunggu?"
teman-teman pada ngejar sesi akhir, kok malah astrid adem ayem nggak karuan. Yang tidak bisa astrid, bisa randy cari tahu. Gampang, kan?" ujarnya enteng.