Suasana kampus begitu lengang pagi itu, mahasiswa sibuk menghadapi ujian akhir Hari itu astrid ingin mengajak randy untuk konsul ke dosen pembimbing. Dengan senang hati Randy menyambut baik ajakan tersebut.
Teman-teman pada sering mengolok olok kalau astrid udah berdekatan dengan randy seperti berita viral aja.
Heran, deh ....
Astrid menarik nafas panjang. Berurusan dengan teman yang usil setiap hari benar-benar membuat pancingan emosi. Nisa dan temannya sangat berbakat membuat segala sesuatunya bertambah rumit.
Astrid menekan kemarahan dengan sekuat tenaga atas tuduhannya sebagai penyuka sesama jenis. Wajah astrid di banjiri air mata hingga sembab.
Bayangan Nisa yang mempermalukan dirinya di depan keramaian tanpa ampunan. Astrid tak mampu menjabarkan kembali peristiwa yang melintas di pikirannya. Terlebih lagi, saat ia mengucapkan kata-kata menyakitkan sebagai LGBT tanpa bukti yang jelas.
Belum lagi kalimat kejam nisa dan temannya masih terngiang-ngiang dalam ingatan astrid.