Perhatian papa Bagas mulai melunak pada daniz tidak brutal seperti dulu. Daniz sedikit agak lega menerima dan mendapat ruang untuk bernapas di rumah besar ini.
"Asal tahu aja mas. Audrey tak pernah bermimpi menjadi seorang istri bagas kembali. Ia menundukkan kepalanya dan mengusap kembali wajahnya yang berpeluh sehabis mengerjakan tugas dapur.
"Segalanya terjadi di luar kehendak audrey, mas!"
"Dan aku tidak akan pernah kembali lagi bersamamu, andai tak pernah kau terima daniz sebagai anak sambungmu!" ucap audrey bernada ketus.
"Ingat itu, mas!"
Kau khianati janji kita, aku tak bisa terima itu, mas?!"
Oalah, dek?"
"Maumu, apa sih?"
"Kamu mau cari gara gara dengan mas?"
Mikir mikir dulu, dong ya?"
Entar nyesal duluan!" nyinyir bagas bagai mulut perempuan.
Namun, diam diam bagas sengaja memberikan shock therapy buat audrey dan daniz yang kelimpungan. Lalu ia merasa puas dapat mengerjai istri dan anak sambungnya itu dengan sukses.
"Daniz ... Cucikan mobil papa bagas ya?"