Randy terlihat acak acakan, ia mulai kebingungan menanggapi pemandangan di tempatnya astrid itu. Anak yang banyak dan terus terusan di jadikan peternak bayi bayi sangat tidak manusiawi terjadi pada astrid.
Pernah malam itu, astrid terbangun tengah malam dan meminta kepuasan pada suaminya. Anehnya dulu semasa hidup dengannya ia mrmpunyai aturan. Kini ia pun udah seperti tarzan yang hidup di dalam hutan tanpa mempedulikan aturan dan masa depan anak anaknya itu.
Astrid udah gak tahan lagi menanggung beban asmara. Dia itu begitu polos dan juga hanya mengikuti hawa napsu belaka. Dia sudah pernah merasakan yang sensasi, mana mempan lagi jika mendapatkan yang biasa. Randy telah memaafkan jiwa jiwa astrid yang terbelenggu oleh hawa napsu tanpa ada kendala dan hambatan di sana.
"Maafkan astrid, mas!"
"Mungkin astrid keturunan yang liar dan jalang!"
"Mungkin astrid hanyalah wanita rendahan dari seorang ibu yang pernah melahirkannya!?"