Gabriel mulai melunak dan diam diam ia merasa nyaman berada di keluarga bagas. Ia pun sudah menekuni lagi berbagai penulisan di media online nya. Dari artikel, puisi, cerpen dan yang paling serius ia menulis novel di platform online karena mengandung cuan
Buku buku novelnya terus lahir dan beredar di kancah literasi menyamai penulis penulis famous lainnya. Berbagai group kepenulisan ia ikiti untuk meng-update kekinian yang siap ia pelajar dati sharing informasi di group literasinya.
Hari itu ia sedang duduk di teras dengan ponsel di tangan. Gabriel terus menulis sampai per bab ia rampungkan dengan cepat. Pengalaman tiga ribu kata perhari sudah ia lakoni dengan baik hingga ia tak pernah kekurangan cuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, mendadak ia mendorong tubuh bagas yang tiba tiba muncul hingga terjengkang sempurna.
"Maaf ... Maafkan gabriel yang spontan!
Ia menarik bagas yang sudah terduduk lemas hingga susah untuk bangkit kembali.
"Candamu kelewatan, briel!"