"Kau bisa memperkenalkanku sebagai calon suamimu,"
"A-pa??!"
"Jangan terlihat menyedihkan di depan ayah dan ibumu, sebab mereka akan semakin bersedih jika melihat itu. Mereka akan mengira jika pria itu benar-benar melukaimu, mengira jika kau tak bahagia selama ini. Bisakah kau melakukannya? Setidaknya lakukanlah demi putrimu,"
"Yah, kau benar.., aku terlalu bodoh selama ini, membiarkan diriku terpuruk, oleh rasa bersalah, aku terlalu ketakutan. Bahkan dalam menghadapi masalahku sendiri."
"Aku senang, akhirnya kau menyadari itu, dan kenapa kau tak melakukannya sejak dulu?"
"Enthalah...,"
Kau bahkan satu-satunya pria yang sudah membuatku jadi seperti ini.
"Baiklah. Mungkin setelah ke Maldives, aku akan ke Amsterdam,"
"Amsterdam?"
"Yah, aku ingin menemui ayah dan ibuku terlebih dulu, sebelum mengajakmu menemui mereka,"
"A-pa? Kita?"
"Yah," angguk Enzo Tolya.
"Tapi, kenapa aku harus...,"
"Aku akan memperkenalkanmu sebagai calon istriku,"
"A-pa? Kau serius?"