Dengan mata yang masih memejam, Hannah Eldora terlihat meraba-raba nakas yang terletak di samping tempat tidurnya untuk mencari benda pipih yang sejak tadi berdering. Bahkan tanpa melihat nama si pemanggil, ia langsung menjawab panggilan dengan suara seraknya.
📞 "Halo.. "
📞 "Kau masih tidur?"
Terdengar suara yang cukup keras dari sebrang sana yang tanpa basa basi, seolah tau bahwa gadis yang sedang berbicara padanya saat ini masih berada di atas tempat tidur.
📞 "Maaf.. Semalam aku tidur cukup larut." Jawab Hannah Eldora tanpa berniat membuka kelopak matanya, bahkan semakin menyamankan tubuhnya di balik selimut tebal.
📞 "Bangun dan bersiaplah.. Aku akan menjemputmu."
📞 "Hm," Angguk Hannah Eldora dengan perlahan.
📞 "jangan tidur lagi, aku akan memelukmu hingga kau kehabisan nafas jika aku mendapatimu masih tidur." Jawab seorang di sebrang sana yang langsung memutuskan sambungan telfonnya sebelum Hannah Eldora sempat membalas ucapannya.
"Ahk sial... kenapa aku lupa jika harus menjadi pelayanan di Cafe Glad." Umpat Hanna Eldora seraya mengusap wajahnya kasar, Ia sungguh lupa jika hari ini sudah membuat janji akan membantu seseorang di sebuah restoran untuk mengisi waktu luang saat liburan semesternya.
Dengan mata yang masih sangat mengantuk, ia beranjak dari tempat ternyamannya, kasur empuk dan juga selimut tebalnya. Namun belum sempat gadis itu melangkahkan kaki, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sedang menuju ke arah pintu kamarnya, bersamaan dengan knop pintu kamar yang terlihat bergerak, hingga pintu kamarnya terbuka.
"Morning.. Apa tidurmu nyenyak?" Tanya seorang sosok yang masih berdiri di depan pintu kamarnya sambil tersenyum.
"Kak Enzo.." Seru Hannah Eldora yang langsung beranjak dengan sedikit berlari menghampiri sosok yang masih berdiri sambil membentangkan tangannya untuk menyambut pelukan tersebut.
"Kapan kak Enzo tiba di sini? Kenapa tidak memberitahuku terlebih dahulu? Bagaimana kabar Ayah dan Ibu? Apakah mereka baik-baik saja? Kapan mereka akan pulang untuk mengunjungiku?" Tanya Hannah Eldora yang langsung menghujamkan begitu banyak pertanyaan kepada Enzo Tolya kakaknya.
"Hei, pertanyaanmu sangat banyak, haruskah aku menjawab semuanya? Kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk menarik nafas." Jawab Enzo Tolya seraya mengusap pucuk kepala Hannah Eldora dengan gemas.
"Ah maaf, aku terlalu bersemangat." Balas Hannah Eldora dengan senyum lebarnya. "Sebab pagi ini ada yang berbeda, karena selama ini mataku sedang membutuhkan sesuatu yang baru." sambung Hannah Eldora masih dengan cengiran kudanya.
"Memang ada apa dengan hari-harimu sebelumnya?" Tanya Enzo Tolya lagi sambil melangkah ke arah jendela dan membukanya, di sibaknya tirai yang menghalangi cahaya matahari untuk masuk kedalam ruangan tersebut.
"Tidak ada apa-apa, hanya saja setiap pagi aku harus melihat wajah Glad yang selalu standby untuk mengantarku ke kampus juga ke Cafenya. Dan itu terjadi sejak Ibu tidak di sini." Balas Hannah Eldora.
"Apa kau merasa bosan? Bukankah yang aku tau, kalian berdua sangat sulit untuk di pisahkan, sejak kecil kalian berdua selalu bersama satu sama lain, bahkan ayah dan ibu sengaja menyuruh Glad untuk menjagamu, karena mereka percaya, selain aku, hanya Glad yang bisa menjagamu."
"Yes, i know, memang hanya Glad yang selalu berkeliaran di sekitarku." Angguk Hannah Eldora yang sontak membuat Enzo Tolya terbahak.
"Oh iya.. Ayah dan ibu mungkin belum bisa mengunjungimu tahun ini, ayah masih sangat sibuk, sebab baru saja membuka Perusahaan cabang di sana dan tentunya masih harus dalam pengawasan darinya langsung." Balas Enzo Tolya yang membuat wajah Hannah Eldora seketika muram.
"Benarkah? Tapi.... Aku sudah sangat merindukan mereka." Balas Hannah Eldora tertunduk lesu, dan seolah paham dengan perasaan adiknya, dengan bperlahan Enzo Tolya meraih tubuh itu untuk di peluknya seraya mengusap rambut yang masih terkuncir dengan asal.
"You are okay?" Tanya Enzo Tolya perlahan yang hanya di balas anggukkan oleh Hannah Eldora.
"Maaf Tuan Enzo, Nona Anna, di bawah ada Tuan muda Glad yang sedang menunggu." Ucap Charlotte yang tiba-tiba muncul dari balik pintu sambil membungkuk, wanita paru baya yang bertugas sebagai asisten rumah di keluarga Tolya.
"Oh my Good.. Aku sampai lupa." Balas Hannah Eldora seraya menepuk dahinya sendiri dan langsung bergegas menuju kamar mandi. "SURUH TUNGGU SEBENTAR!!" Teriak Hannah Eldora dari dalam kamar mandi.
"Perlahanlah.. Tidak perlu terburu-buru, biar aku yang menemani Glad di bawah." Balas Enzo Tolya.
"IYA KAK, TERIMAKASIH." Balas Hannah Eldora dari dalam kamar mandi dengan suara lantangnya yang hanya membuat Enzo Tolya menggeleng dengan tersenyum menuju pintu keluar.
30 menit kemudian, Hannah Eldora keluar dari kamarnya dengan berpenampilan seperti biasa, simpel dan minimalis, memadukan busana berwarna coklat muda dengan kaos putih sebagai pakaian basic, dan check skirt berwarna coklat, Hanna Eldora juga menggunakan luaran berupa kardigan polos berwarna coklat muda, lengkap dengan mole shoes dengan warna senada. Kali ini penampilan gadis itu sedikit berbeda, sebab akan menghabiskan waktu bekerja di restoran.
Dengan sedikit terburu-buru Hannah Eldora menuruni anak tangga lantai bawah yang di sana sudah terdengar sangat gadu, dan ia hanya bisa menggeleng saat melihat kedua pria yang beda usia saling bertukar lelucon dan tertawa terbahak.
"Bisakah kalian menyudahinya? Dan Glad, bisa kita berangkat sekarang?" Tanya Hannah Eldora seraya memandangi mereka berdua yang masih terbahak secara bergantian.
"Kau sudah siap?" Tanya Glad, yang hanya di balas anggukan oleh Hanna Eldora. "Ayo berangkat." Sambung Alfie Glad tersenyum seraya menunjukkan gigi kelincinya yang terlihat lucu.
"Sampai bertemu lagi Brothers." Seru Alfie Glad melambai sambil melangkah keluar, menyusul Hanna Eldora usaha memberikan satu kecupan lembut di pipi Enzo Tolya.
Dan bukan Alfie Glad jika hanya mendiamkan Hanna Eldora tanpa menggodanya. Bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari buat seorang Alfie Glad. Bukan karena sengaja, meskipun Alfie Glad tampak kurang ramah sekilas, tapi siapa sangka jika seorang Alfie Glad adalah sosok yang memiliki sifat yang sangat usil dan jahil, dan juga satu-satunya orang yang paling bahagia jika melihat Hanna Eldora kesal ataupun marah.
Bahkan Kedekatan keduanya sering menimbulkan banyak pertanyaan dari orang-orang di sekitar mereka yang selalu ingin mengetahui apakah mereka berdua adalah sepasang kekasih atau hanya teman biasa. Mengingat strata dan kedudukan mereka yang sama-sama sebagai anak bungsu dari keluarga pengusaha kaya raya. Dan bisa di katakan jika keluarga Tolya dan Mieszko adalah keluarga yang cukup dekat sebagai relasi bisnis yang sama-sama memiliki kedudukan tinggi.
"Berhenti menggodaku, apa kau tidak lelah?" Tanya Hanna Eldora saat Alfie Glad terus merangkul bahunya.
"Tidak sedikitpun, aku bahkan seolah mendapatkan kekuatan baru usai menggodamu." Balas Alfie Glad dengan senyum lebarnya.
* * * * *
Bersambung...