Chereads / ALPHA RED GEM / Chapter 22 - chapter 22 KOTA SELALU RAMAI

Chapter 22 - chapter 22 KOTA SELALU RAMAI

Universitas semakin memberikan kepadatan pelajaran bagi para mahasiswa dan mahasiswi di sana. Mereka bahkan akan belajar hingga sore, malam hari bahkan larut malam. Bukan rahasia lagi di dunia pendidikan jenjang lebih tinggi ini.

Saat matahari tenggelam, Louis keluar dari kelas dan kembali melajukan mobilnya meninggalkan bangunan kampus yang indah itu.

Terus membawa kendaraan beroda empat itu membaur dengan kendaraan lainnya meramaikan jalanan kota yang selalu ramai itu.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya dia menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Hannah.

Hanya dengan menekan klakson, gerbang itu terbuka dan mempersilahkan Louis untuk masuk. Karena semua satpam tersebut mengetahui jika Louis adalah kekasih Hannah.

"Apa Hannah ada di dalam?" tanya Louis sambil memunculkan kepalanya di jendela mobilnya yang terbuka. Tampak ia hanya bertanya perihal tujuannya saja.

"Non Hannah ada di dalam Tuan," ucap pria itu yang langsung masuk untuk memanggil Hannah.

Sedangkan Louis gelisah bukan main, dia terus melihat ke langit menyaksikan bulan yang kembali muncul. Anehnya, dia tidak merasakan sakit atau seperti akan berubah menjadi serigala.

Setelah lama menunggu, akhirnya gadis yang dia nantikan itu keluar dari rumahnya. Dia segera keluar dari mobil dan menghampiri gadis itu. Wajah Hannah datar, matanya sedikit memerah, apakah dia habis menangis?

"Apa kabar Han, aku sangat merindukanmu," ucap Louis dengan suaranya yang lembut begitu juga tatapannya sama sekali tidak berubah kepada Hannah.

"Katakan langsung saja Louis! Ada apa kau menemui ku? Aku tidak memiliki banyak waktu untuk menghabiskannya bersamamu," ucap Hannah ketus yang berhasil membuat Louis mengernyit. Apakah ini semua karena Hannah yang sudah mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.

"Masuk ke mobil ku sebentar, kita bicara di dalam ya," ajak Louis dengan lembut yang dituruti gadisnya itu.

"Jadi apa? Cepat katakan!" ucap Hannah dengan suaranya yang tenang namun terdengar menusuk hati Louis.

"Aku ingin minta maaf padamu karena aku menyembunyikannya. Aku takut kau akan menjauhi, Hannah aku mencintaimu. Hannah, aku mohon jangan kau katakan ini pada siapa pun," ucap Louis dengan suaranya yang lembut itu.

"Ya, aku tidak akan mengatakannya. Tapi, aku tidak dapat terus bersamamu. Kita berbeda Louis," ucap Hannah yang langsung keluar dari mobil meninggalkan Louis sendirian di dalam sana.

Dia hanya diam sambil melihat punggung kekasihnya itu masuk ke rumahnya dan menghilang di balik pintu yang tertutup rapat.

"Ini aneh, kenapa rasanya sangat tenang dan nyaman di sini, bahkan aku tidak berubah menjadi serigala saat bulan purnama muncul," gumam Louis yang kini dia kembali menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Jannah.

Mobil itu terus melaju kembali ke rumahnya, membelah keramaian di jalan raya. Dia mengendarai mobilnya dengan sangat tenang tanpa merasa terusik dengan bulan purnama. Hanya saja dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup.

Dia segera masuk ke gerbang rumahnya dan memarkirkan mobilnya di garasi. Setelahnya dengan langkah cepat dia menutup gerbang rumahnya. Dia mengerang dengan suara lirih, kepalanya kembali terasa sakit yang luar biasa.

Dia segera membuka pintu utama dan menguncinya.

Dia dapat melihat sang ayah yang sudah berubah menjadi seekor serigala itu tengah duduk di atas sofa dan melihat ke arahnya. Louis mengaku dengan suara lirih menahan tubuhnya yang akan berubah itu.

"Kau baik-baik saja Louis," tanya Lexis yang melihat putranya itu mengerang kesakitan hingga akhirnya berubah menjadi seekor serigala dan berjalan mendekati ayahnya, dia menaiki sofa dan duduk di samping ayahnya. Keduanya mengaku di ruangan tersebut.

"Bagaimana kau dan Hannah?" tanya Lexis yang sedari tadi mengkhawatirkan putranya yang pergi ke rumah gadis manusia itu.

"Dia tidak akan mengatakan ini pada siapa pun, tetapi dia tidak menginginkan hubungan kita terus berlangsung. Ayah, aku merasakan keanehan di rumah Hannah, rasanya sangat nyaman. Bahkan tubuhku tidak berubah di sana meski gerhana bulan sudah muncul," ucap Louis mengingat dirinya yang merasakan sesuatu yang aneh.

"Kau serius?" Louis menganggukkan kepalanya berulang kali menyatakan jika apa yang baru saja dia alami ini sungguhan.

"Tidak salah lagi, di sanalah tempatnya," lirih Lexis dengan wajah yang terlihat tengah berpikir dan bercampur marah membuat Louis mengernyit penuh pertanyaan.

"Tempat apa?" tanya Louis yang masih kebingungan itu.

"Permata merah, ada dalam rumah itu!" Tentu saja ini mengejutkan Louis, artinya permata itu ada di rumah Hannah, dan kemungkinan yang membunuh ibunya adalah keluarga Hannah.

"Tidak salah lagi Louis, permata merah itu tersimpan di rumah Hannah, dia yang mencuri permata kita dan membunuh ibumu," lanjut Lexis sambil mengenang tahun menyedihkan itu. Istrinya, bangsanya, semuanya hancur oleh ulah manusia .

"Ayah, lalu apa yang akan kita lakukan?" tanya Louis yang masih kebingungan dan setengah tidak percaya dengan semua ini.

"Tentu saja kita harus mendapatkannya kembali, kita akan hidup lebih damai dan tidak perlu membaur dengan manusia," ucap Lexis dengan wajah tengah berpikir.

Sedangkan Louis malah sibuk memikirkan Hannah saat ini, apa yang gadis itu lakukan? Apakah dia baik-baik saja? Louis yakin sekali jika Hannah tidak mengetahui apa pun tentang permata merah itu.

"Malam ini adalah malam terakhir bukan? Ahhh, aku sangat mengantuk."

Ayah aku pergi ke kamar, aku sangat ingin tidur," ucap Louis sambil meloncat dari sofa dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Lain lagi dengan Lexis yang terus terdiam di sana dengan berbagai macam hal yang muncul di kepalanya. Dia hanya tidak ingin peperangan itu kembali terjadi antara Serigala dan manusia. Tapi, bagaimana caranya mendapatkan permata merah itu kembali.

"Louis, dia dapat melakukannya," lirih Lexis sambil melihat ke lantai atas. Dia segera meloncat dan menaiki anak tangga, kemudian membuka pintu kamar Louis yang tidak terkunci.

Serigala muda itu tengah meringkuk dj atas kasur layaknya seekor hewan pada umumnya.

"Ada apa Ayah?" tanya Louis dengan suaranya yang terdengar malas.

"Aku hanya ingin mengatakan jika hanya kau lah yang dapat mengambil kembali permata itu. Louis, perbaiki hubungan dengan Hanah buatlah dia menrimamu. Selanjutnya datanglah rumahnya dan cari tahu keberadaan pertama merah itu, ambillah dengan diam-diam."

Louis mengerjakan matanya berulang kali, sekarang ayahnya meminta menjadi seorang pencuri. Ya mungkin bukan mencuri, tetapi mengambil kembali barang milik mereka yang dicuri.

Meski di tempat manusia mereka kaya dan berkuasa, tetap saja jika soal semua ini mereka tidak dapat menggerakkan anak buah nya.

Satu kesalahan membuat manusia akan semakin berhati-hati, dan bahkan kemarahan manusia akan lebih parah di bandingkan hewan.

Yang lebih parah mereka akan mengacaukan dunia bahkan tempat tinggalnya sendiri demi membasmi manusia Serigala.