Sebuah terowongan merah berdiri tegak di ujung tebing, di balik bebatuan dengan air yang mengalir dari pegunungan dan sungai yang tenang di penuhi sumber daya alam.
Gelak tawa Manusia terdengar sangat bahagia di ujung lainnya, mereka berpesta atau datang ke hutan indah di kaki gunung untuk bertamasya.
Mereka sangat tenang dan tentram.
"Hanah, jangan ke sana! " teriak seorang lelaki pada putrinya yang melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit karena terpesona oleh sebuah terowongan yang mengeluarkan cahaya merah.
"Ayah, apakah di sana ada permata mengapa bisa cahaya nya sangat terang!" tunjuk Hanah pada terowongan di depannya.
"Saat kamu melangkah ke sana karena keindahan itu, kamu tidak akan tahu apa yang ada dibalik nya, jadi jangan pernah percaya pada sesuatu yang terlihat indah di depan matamu karena kamu tidak akan tahu!"
"Ah, apakah kita tidak bisa memeriksa nya ke sana?"
Gadis berusia 7 tahun ini sangat antusias bertanya karena penasaran.
"Ayo kita kembali ke taman dan jangan mendekati gua itu, kita di larang ke arah sana, kamu tahu peraturan ada untuk di?"
"Di taati!" jawab Hanah, ia sedikit kecewa karena tak jadi pergi kedalam gua merah itu.
Musim dingin mulai tiba, bahkan tahun ini banyak terjadi bencana alam yang tidak terduga membuat semua manusia kesulitan untuk melanjutkan hidup dan bahan makanan. Sementara di balik terowongan merah, semuanya tetap stabil! Kehidupan masyarakat sangat ramah dan saling membantu.
Simbol Serigala dipercaya sebagai ketekunan, loyalitas dan kesuksesan serta mereka hidup berkelompok dan saling menjaga satu sama lain.
Mereka memiliki banyak persediaan makanan dan tanah subur di hutan mereka.
Manusia mulai melihat keindahan di ujung gunung dan hutan yang belum pernah mereka datangi itu.
Banyak manusia yang kelaparan dan tidak bisa melanjutkan kehidupan seperti semestinya.
Kemudian kepala suku semakin terpukul melihat istri tercintanya meninggal dunia karena sakit. Petra, begitulah para masyarakat memanggil kepala suku mereka.
Dia menyuruh anak buahnya mengumpulkan seluruh pria muda dan kuat untuk menghadiri pertemuan di balai kota.
Setelah semua berkumpul Petra mengatakan niatnya, untuk menembus terowongan merah! Semua orang kaget mendengar itu, karena mereka tahu bahwa Boundary red adalah kesepakatan mereka turun temurun dari nenek moyang untuk menjaga kesepakatan.
Namun ia segera meyakinkan penduduk bahwa saat ini mereka sedang dalam keadaan kesulitan, bahkan hampir setengah populasinya telah meninggal termasuk sang istri.
Melihat pemimpinnya sedih, semua yang hadir merasa tidak enak. Mereka pun setuju, di tambah anak dan keluarga mereka memang sangat kesulitan makan.
Petra, mengambil minyak tanah dan perkakas lainnya. Ia membawa senjata untuk menembak. Kemudian sebelum pergi ia mendekati putrinya yang masih saja terdiam di kamar setelah kematian ibunya.
Pintu kamar terbuat dari kayu terbuka, setelah Petra mendorong nya. Ia duduk di samping ranjang. "Hanah, apakah kamu akan terus seperti ini kamu tidak makan dan bahkan tidak berbicara dengan Ayah" ucap Petra pada sang anak.
Gadis kecil itu tidak tidur, ia hanya memalingkan wajahnya ke arah lain dan tidak ingin menjawab pertanyaan sang Ayah.
"Jika kamu juga akan kelaparan dan mati, kamu akan meninggalkan Ayah sendirian juga lalu untuk apa Ayah hidup jika kamu juga pergi" ucapan Petra sebenarnya terlalu keras pada gadis berusia 7 tahun itu, namun ia mengatakan itu agar Hanah lebih kuat, menghadapi hidup yang sangat keras di dunia ini.
Melihat putrinya tak bereaksi, Petra kemudian berdiri dan pergi. Sebelum keluar dari kamar putrinya ia menoleh sedikit, "Ayah akan pergi sedikit lama, makan makanan mu di meja jika kamu sudah mau makan" ucapnya sembari kembali melangkah kan kaki.
Petra menemui semua pria muda yang kuat, mereka sudah berkumpul di ujung hutan dekat terowongan merah.
Ada yang membawa tombak, kayu dan senjata tajam lainnya. Sebelum itu, Petra melihat kembali cahaya merah yang sangat di puji putrinya itu.
"Hanah, Ayah akan membuat mu tetap hidup dan memberikan cahaya merah itu padamu" batin Petra.
Mereka bersiap, dan satu persatu manusia melangkahkan kakinya masuk ke terowongan merah melewati Boundary red.
Pertama mereka menemukan sekawanan Serigala omega, dan tanpa rasa bersalah langsung membantai habis mereka.
Pada saat itu sekawanan Serigala memang sedang berkumpul dan merubah diri mereka pada dasarnya.
Seperti namanya, serigala omega adalah yang terlemah dan paling tidak dirawat dalam kelompok. Sering diganggu oleh anggota lain, serigala omega akan menerima beban dari agresi di dunia serigala, terutama selama pertempuran antar kawanan.
Mendengar gongongan yang sedikit berbeda dari Serigala perbatasan yang melolong, membuat keluarga Alpha Lexis sadar.
Mereka yang sedang tertidur seluruhnya terbangun dan langsung berkumpul di depan istana Lexis.
Seekor Serigala omega yang lolos berlari dengan berlumur darah, ia langsung berubah menjadi manusia begitu tersungkur di depan Alpha Lexis.
Cepat-cepat Lexis menengadahkan manusia Serigala omega itu.
"Manusia datang, mereka sudah menghabisi seluruh kawanan ku" lirih Serigala omega, kini dia menghembuskan nafas terakhir nya di pangkuan Lexis.
"Mereka datang? mengapa mereka melewati batas!" kemarahan Lexis terdengar sehingga seluruh Serigala berkumpul mendengar kemarahan nya.
Serigala omega memang tinggal di daerah paling dekat dengan Boundary line, yang menandakan bahwa manusia sudah melewati batas kesepakatan.
Terdengar suara teriakan manusia di kaki gunung, mereka masuk makin dalam ke dalam hutan yang rindang juga terawat. Mereka menebas semua pohon kecil yang menghalangi langkahnya.
Lexis melihat istri dan putranya yang masih kecil di pintu istana, ia mendekati mereka. "Ingat, jangan keluar apapun yang terjadi dan tinggal di ruang rahasia," sorot mata Lexis menandakan bahwa itu adalah perintah.
Ratu Serigala bernama Maria memegang tangan suaminya, ia tahu yang mereka takutkan akan terjadi. "Jangan pergi!" ucapnya.
"Aku adalah raja, aku adalah Alpha dan aku harus memberikan komando untuk kelompok ku" ia menegaskan bahwa ini adalah kewajiban nya sebagai pemimpin.
Alpha bertindak sebagai raja serigala yang sangat bijaksana dan pemimpin yang baik.
Maria membawa putra nya bernama Louis ke tempat persembunyian rahasia sesuai perintah Lexis. Sebuah gucci berwarna coklat di geser dan sebuah ruangan tangga menuju ruang bawah tanah terbuka, rupanya Alpha menaruh semua hasil bumi yaitu emas dari belakang gunung di ruangan bawah tanah istana nya.
Hanya tangannya, Maria serta Louis putra nya yang bisa membuka pintu itu.
Alpha Lexis kini berhadapan dengan gerombolan manusia yang tak bisa di hitung jumlahnya. "Mengapa kalian melanggar kesepakatannya?" ucap Lexis pada lelaki yang tampak seumur dengannya itu.
"Tidak tahu kah kamu, kita sudah menderita hampir setahun dan sebagian kaum kami mati kelaparan kami tidak punya pilihan selain melakukan ini"
Tatapan mata Alpha Lexis kemudian tertuju pada permata merah di tangan lelaki itu. "Kau, berani-berani nya kau mengambil itu!" mata Lexis kini benar-benar penuh amarah.