Randi hanya bisa memukulkan kepalanya pada setir dengan kuat setelah Laras berlari keluar dari dalam mobil. "Argh!!! Bodoh!"
Laras sendiri sudah tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia berlari, melalui paving blok yang licin tanpa memikirkan perutnya yang mulai keram. Jarak antar gerbang ke pintu rumah cukup jauh, namun tak masalah dengan rasa sakit yang kian terasa. Yang Laras inginkan hanya ketenangan. Mungkin akan jauh lebih baik jika Laras duduk bersimpuh di bawah guyuran shower. Membiarkan pakaiannya basah kuyup, begitupun dengan wajahnya yang penuh akan air mata.
Laras menahan rasa sakit pada perutnya ketika ia menaiki tangga dengan terburu. Masa bodoh dengan janin yang ada di perutnya. Jika memang ia harus kehilangan anak ini sekalipun, Laras tidak masalah. Setidaknya, beban di hidupnya sedikit berkurang.