Viona tersenyum dan memasang wajah memelas kepada Richard Alexander, berharap dengan senyuman itu CEO tampan yang jutek itu bisa sedikit berbelas kasihan padanya.
"Oh ma-maafkan aku Tuan Richard. Bukan maksud saya melanggar perintah anda," ujarnya.
"Lalu?!" potong Richard dengan cepat.
"Apa maksud anda berkata demikian? Apa anda ingin membantah perintahku lagi?" lanjut Richard Alexander.
Mendadak Viona menjadi salah tingkah. "Eh, anu. Bukan begitu maksud saya," balas gadis itu.
"So you agreed to obey all the rules and come home with me? Jadi anda setuju untuk mematuhi semua aturan dan pulang bersamaku?" tegas Richard Alexander sekali lagi.
CEO tampan itu memberikan dead glare atau tatapan tajam yang mematikan kepada sekretarisnya, sehingga Viona tidak bisa lagi mengelak.
Gadis cantik itu menganggukkan kepalanya secara perlahan, pipinya bersemu merah saat melihat tatapan mata atasannya itu. Viona merasa serba salah.
