Chereads / Floire / Chapter 17 - chapter 17

Chapter 17 - chapter 17

"Benar kah?" sahut Garron setelah berlama ia menatap Anatha.

"Benar, lalu liat ini..." Anatha membuka setengah lengannya, dan menunjuk bagian dari lengannya, "Tepat disini, tapi bekasnya pun menghilang."

Garron sangat antusias melihat apa yang di lakukan oleh Anatha, ia bahkan merespon hal sekecil apapun. Anatha sangat senang ia merasa di hargai dan teringat saat ibu masih ada, apapun yang ia lakukan akan diperhatikan dan dibenarkan jika salah, rasa hangatnya pun tak hilang.

"Kapan itu terjadi?" sahut Agatha dengan cetus.

Tanpa berpikir panjang setelah menatap Agatha, Anatha menjawab dengan wajah jengkelnya dengan suara meninggi, "Tentunya ini saat bersama ibu! kau hanya sibuk dengan buku saat itu, jangan berharap lebih."

Agatha membalas dengan wajah heran setelah Anatha nyolot dengan dirinya, "Dih."

Anatha hanya berbalik melihat ke arahnya, lalu ia pun mendiamkan Agatha, suasana menjadi diam, Lilith merasa masih kesakitan dan mereka harus menemani Lilith sampai beberapa jam kedepan, untuk melihat kerja dari daun alam tersebut.

*****

Agatha berdiri menyandarkan tubuhnya di tembok samping tempat tidur Lilith, sedangkan Anatha dan Garron mereka duduk bersebrangan di tempat tidur Lilith, Lilith mulai merengek kesakitan meski hanya satu jari tapi lukanya cukup dalam. Hal itu membuat Agatha kesal, "Mau sampai kapan kita disini, tinggal kan saja wanita tua ini. Lagian sudah ku bilang jangan ikut rencana Garron, malah jadi susah kan."

"Agatha! perkataan mu tidak sopan untuk orang yang sedang sakit." sahut Anatha

"Lagian sih ngapain juga sok sok masuk ke arena, udah tua juga." balas Agatha

"Agatha, tolong lah sikapmu itu, tidak enak di dengar orang, kau itu putri loh!"

"Ya terus kenapa? lagian kita cuman becanda doang dia seriusin pake segala mau nyuruh pedangku lagi, makan tu luka, seenaknya aja."

"Hush! Agatha mending kamu diam aja."

"Kenapa sih kok yang dibela wanita tua ini, jelas jelas dia menghambat misi kita, bikin lama aja."

"Mau bagaimana lagi, kita juga harus tanggung jawab sama Bibi Lilith, Agatha!" tiba tiba Anatha berteriak memanggil Agatha, tapi Anatha menatap hal lain.

"Kenapa tiba tiba teriak nama ku sih, bikin kaget aja."

"I...itu!! kecoa, kecoa, kecoa!!!" semakin ujung Anatha terus berteriak menyebut hewan tak bersalah yang hanya numpang lewat di samping kaki Agatha.

"Kukira apa juga." ucap Agatha menunduk dan mengangkat antena kecoa tersebut, dengan kecoa yang ia angkat dan hadapkan tepat di depan mata Anatha, "Ini? kecoa? hewan kecil ini?"

"Agatha!!! jauhi hewan itu! cepat buang! itu hewan yang menjijikkan!!" Anatha berteriak mendorong tangan Agatha, dan berdiri dari kursinya sekarang Anatha terpojok di tembok, sedangkan Agatha dengan kecoa yang sempat terlempar, kini ia dapatkan dan mendekati Anatha.

"Hayo loh, aku membawa kecoa, hewan kesukaan mu!" langkah demi langkah Agatha mendekati Anatha.

Dengan panik seperti memiliki trauma dengan hewan kecoa yang menjijikkan itu, Anatha berlari ke arah Garron dan bersembunyi di belakangnya, Garron yang sedang duduk terkejut dengan baju belakang nya yang di tarik tarik Anatha untuk dibuat tempat bersembunyi.

Agatha langsung membuang kecoa itu menatap Garron dengan tatapan kesal, "Sudah ku buang dia, sekarang jangan sentuh Anatha! Anatha, keluarlah dari tempat yang lebih menjijikkan dari kecoa itu."

Sontak membuat Garron kaget ia bergumam, "Mengapa aku yang dimarahi?" Garron menutupi kekesalan nya dengan pelan menyuruh Anatha keluar dari belakangnya, ia hanya membalas senyuman di depan Agatha.

Setelah Anatha berdiri dan mendekat ke kursinya, ia melewati jalan di samping Agatha berdiri, "Lagian sih ada ada aja ngasih kecoa."

"Udah tau gitu, bukannya lari ke tempat yang bersih." sahut Agatha berjalan mengambil kursi, ia berniat duduk di samping Anatha.

Bunyi dari suara kursi yang di taruh Agatha membuat Anatha menoleh ke arahnya, "Kok duduk disini?"

Agatha dengan heran menatap Anatha, "Lah kan aku kakak mu, lagian sampingmu memangnya ada syarat buat duduk?"

"Udah ngasih kecoa, gak minta maaf. Enteng banget ya sekarang duduk di samping korban." ucap Anatha.

"Kan cuman becanda."

"Enak aja becanda becanda, gitu aja terus satu alasan beribu kesalahan."

"Yaaa."

Sontak Anatha menatap Agatha yang terlihat tidak peduli, Anatha bergumam dan terus menatap Agatha dengan jengkel, "Cuman 'ya' sumpah ya, untung kita saudara."

****

Tak lama dari keributan yang ditimbulkan mereka berdua, mata Lilith mulai bergerak, menandakan ia akan bangun dalam beberapa saat kedepan. Anatha sangat merasa bersyukur ia menduga ini adalah keajaiban tapi ternyata ada dalang di balik semua ini.

"Agatha!" teriak Anatha

"Apasih? teriak teriak, berisik tau."

"Ngapain? ngapain itu pena tinta bulu ayam kau mainin."

"Lah, aku kan bantu bangunin wanita tua ini, liat tuh matanya gerak gerak kan."

"Astaga Agatha, ku kira beneran bangun karena sakitnya mereda, rupanya kau ya yang gelitikin Bibi Lilith."

"Biarin, dari pada nunggu lama, lagian dia bukan pingsan kok cuman tidur doang, katanya tuh 'istirahat'."

Garron tak menyangka dengan apa yang ia lihat, pantas saja sedikit aneh ketika sebelah kaki dari Lilith keluar dari selimut, Garron mengira karena jika di dalam selimut membuat suhu tubuh menjadi panas, ternyata itu ulah Agatha.

"Apa lihat lihat?" ucap Agatha

Garron yang melihat ulang Agatha sempat dibuat tertawa oleh Agatha, "Memperhatikan putri Agatha sedang melakukan hal diluar nalar."

"Apanya di luar nalar?"

"Itu loh kok kepikiran bangunin orang caranya kek gitu, mana di gelitikin pula, lagian dapet dari mana coba benda itu." sahut Anatha

"Ya pas ambil kursi ada di bawah lantai, gitu aja tergeletak ya ku ambil." balas Agatha dengan wajah polosnya.

"Ya ampun, hentikan sudah perbuatan mu itu, kasian Bibi Lilith." sahut Anatha menepuk lembut tangan Agatha.

"Apasih Anatha, biarin aja dulu sampai dia bangun, kan kita mau tau kondisi dia loh."

"Jangan banyak alasan." ucap Anatha menahan tangan Agatha.

"Lepasin! ga mikir ya? bisa bisa sampai satu hari dia tidur di atas kasur dengan ditemani kita bertiga, kalau ayah tau apa yang harus kita jawab? bagaimana jika kereta kuda yang menjemput kita dalam perjalanan ia malah terbunuh dan dirampok, semua hal buruk bisa terjadi di malam hari! jadi harus bertindak cepat, Anatha kau ini sangat lamban."

"Menurutmu bagaimana Garron? apa kita bangun kan saja?" ucap Anatha

"Sedikit setuju dengan pemikiran Agatha, lagian itu untuk keselamatan kalian, kita memang harus pulang sebelum malam hari, jika tidak selesai bisa kita lanjutkan lain hari, asal jangan malam. Karena kita harus melewati jalan sepi."

"Nah tu bijak." sahut Agatha tangan miliknya sibuk dengan menggelitik telapak kaki Lilith.

"Jadi apa yang harus kita bantu supaya Bibi Lilith cepat sadar?"