Nadia berdiri di depan pintu rumah Miranti. Dia terlihat begitu bersikeras untuk mengatakan yang sejujurnya mengenai hubungan dia dengan Thomas. Dia tidak ingin nasibnya seperti dulu yang telah ditinggalkan oleh pria yang telah menghamilinya.
TOK! TOK! TOK!
Nadia mulai mengetuk pintu Miranti berulang kali. Dia juga mengucapkan salam berulang kali. Kemudian pintu pun mulai terbuka. Terlihat sosok perempuan paruh baya dengan Tatapan yang begitu sangat tajam sekali.
"Kamu siapa?"
Kemudian Nadia pun mencium tangan dari wanita paruh baya itu lalu dia mulai berkata. " Saya temannya Miranti dari Jakarta. Apakah saya boleh untuk berbicara sebentar dengan Miranti karena ada sesuatu yang penting yang ingin saya sampaikan. "
Wanita paruh baya itu mulai menatap Nadia dengan Tatapan yang penuh kecurigaan. "Baiklah kalau begitu kamu silakan saja masuk dulu, nanti saya akan memanggil Miranti untuk menemui kamu."
