Di sebuah ruang tunggu UGD, terlihat wajah yang kacau dari Tania. Dia mendengarkan sebuah kabar dari dokter bahwa kakaknya kaki kanannya harus diamputasi jika tidak maka akan membusuk dan menjalar ke yang lainnya. Dia tidak bisa berpikir dengan jernih sama sekali hingga akhirnya Alana yang mencoba untuk memutuskannya.
Tania merasa hatinya sangat kacau air matanya tidak habis berkucuran. Dia merasa hatinya begitu sangat tidak tenang sama sekali mengenai kabar bahwa kaki kanan kakaknya harus diamputasi dengan cepat. Sementara Dia tidak memiliki banyak uang. Dia sangat bingung sekali harus berbuat seperti apa. Lalu dia pun mulai berdiri dan menjedot-jedotkan kepalanya di sebuah tembok ruang UGD. Saat itu terlihat seorang dokter yang menolong Tania.
