Dua hari kemudian,
Di kedai kopi, pukul 04.00 sore.
"Gladys!"
"Bhrama?"
"Kamu baik-baik saja, kan?"
"Iya,"
Tatapan kedua mata antara Bhrama dan Gladys terlihat begitu sangat jelas sekali. Dia merasakan ada sesuatu yang berbeda saat itu. Dia merasakan dunianya ada yang berbeda.
"Jadi bagaimana?" Tanya Bhrama.
"Ya, mau bagaimana lagi?" Renata mulai tersenyum saat itu juga.
Bhrama menatap wajah Renata.
"Kamu yakin?"
"Aku nggak yakin."
"Terus?"
"Yaelah. Kalau kamu suka bilang aja."
Renata hanya diam saja saat itu.
"Kamu suka sama Zafran,kan?" Tanya Gladys.
"Hmmm… Gimana ya?"
"Gimana-gimana?"
"Ya gitu pokoknya."
"Astaga! Gitu emang?"
"Ya gitu, Glad."
"Ya gitu doang?" Bhrama menatap wajah Renata. "Buruan! Kalau enggak bakalan ditikung orang."
"Mana mungkin."
"Ya, mungkinlah Renata. Di dunia ini mana ada sesuatu yang nggak mungkin."
"Ya, terus bagaimana?"
"Ya enggak gimana-gimana, hehe," Renata nyengir.
"Hmmm. Gimana ya."
"Ya gitu pokoknya," Renata.
