Pagi terasa begitu sangat berat sekali dalam sebuah kehidupan. Semuanya terasa begitu sangat sunyi bahkan suram. Hal itu yang telah dirasakan oleh Nadia setelah mengetahui hasil dari tes dna-nya yang menyatakan bahwa putrinya bukan anak dari Ardan tapi dia yakin selama ini dia hanya menjalin hubungan dengan Ardan tidak dengan yang lain saat itu.
Nadia terlihat begitu sangat marah sekali. Dia akan mencari tahu, apakah benar jika tes DNA itu sudah akurat.
"Aku tahu ini semua adalah akal-akalan dari ibunya pria brengsek itu! Aku akan tetap untuk membuat anakku mendapatkan peran dari seorang ayahnya!" Kata Nadia menatap wajah putrinya yang sedang tertidur pula. Dia merasa jika putrinya yang masih usianya lima tahun membutuhkan peran seorang ayah. Dia sangat menyayangi putrinya. Bahkan dia akan memperjuangkan hak dari putrinya.
"Ibu berjanji akan menuntut hak untuk kamu putriku sayang." Nadia mengecup singkat ujung kepala putrinya.
