Hidup dipenuhi oleh perasaan bersalah itu sungguh menyiksa, tak ada kehidupan normal seperti orang lain yang bisa secara normal melakukan dan memikirkan sesuatu. Sedangkan nyonya Min, ia selalu dihantui oleh rasa bersalah dan kegelisahan mengenai anak sulungnya yang sampai kini belum ia temukan.
Benar, keluarga Min telah memiliki seorang putri yang cantik setelah sepuluh tahun kehilangan putri pertama nya. Suami istri ini ahirnya memutuskan untuk memulai hidup yang lebih terang dengan fokus menatap masa depan dari pada terus terbayang-bayang oleh masa lalu yang menyakitkan.
Meskipun begitu mereka berdua tak pernah sekalipun melupakan putri pertama mereka hingga sering melibatkan nama putri pertama mereka saat sedang berbicara atau mengajari suatu hal pada putri kedua mereka sejak kecil. Alhasil hingga kini Min Heejin anak kedua dari keluarga Min hampir menginjakkan usia remaja, yaitu usia lima belas tahun.