Mimpi Rudi bulan madu di Pulau Bali akhirnya terwujud juga hari ini. Setelah menggelar acara pernikahan yang penuh drama, waktunya honeymoon berdua bersama istri tercinta. Seperti biasa, ada saja insiden yang menimpa Rudi. Ketika turun dari pesawat, tidak sengaja ia menginjak gaun istrinya hingga membuatnya terjungkal dan ditertawakan banyak orang. Karena insiden itu, tentu saja Kinan merasa kesal kepada suaminya.
Selama perjalanan, ia hanya diam dan tak mau berbicara kepada Rudi. Segala upaya bujuk rayu dikerahkan oleh Rudi agar Kinan bersedia memaafkannya. Ia bahkan sampai bertekuk lutut dihadapan banyak orang, tapi justru hal itu membuat Kinan malu dan semakin marah kepadanya.
"Kinan…Kinan…..Maafkan aku! Tadi aku tidak sengaja. Lihatlah Kinan, aku bertekuk lutut dihadapan banyak orang ini. Aku menyesal Kinan. Maafkan aku, aku mohon istriku. Maafkan aku," kata Rudi sembari duduk bersimpuh.
"Kamu ngapain sih, Mas Rudi? cepat bangun. Malu dilihat banyak orang. Cepat bangun," ujar Kinan tertunduk malu.
"Aku akan berdiri asalkan kamu mau memaafkanku," balas Rudi.
"Ah, nggak tahu ah, terserah kamu," kata kinan yang merajuk.
"Kinan…Kinaaann…Kinannnnn. Lihat aku udah berdiri, maafkan aku ya, ya?" kata Rudi yang tengah mengejar Kinan.
Seharian ini Kinan tak mau berbicara atau melihat kepada Rudi. Bahkan makanan kesukaannya yang sudah dibuat oleh Rudi dengan penuh rasa cinta tak disentuhnya sama sekali. Rudi tak tahu harus berbuat apalagi agar istrinya berhenti ngambek. Semua cara sudah dilakukan, mulai dari memberikan karangan bunga, membuat lelucon, makan malam romantis, dan membawakan semua barangnya sampai ke hotel pun tak dihiraukan oleh Kinan.
Malam hari pun tiba, inilah malam yang sangat dinantikan Rudi dalam hidupnya, yaitu malam pertama pengantin baru. Selama Kinan masih di dalam kamar mandi, Rudi tengah asyik menghias kamar tidurnya dengan beraneka macam warna bunga mawar. Kenapa ia memilih mawar, sebab itu bunga favorit istrinya. Selain dihiasi bunga mawar, tak lupa ia menambahkan lilin lilin di bawah lantai supaya mendapat kesan romantis. Semuanya persiapan sudah selesai, tinggal menunggu Kinan keluar dari kamar mandi.
Rudi sudah tak sabar lagi menantikan hal itu, jantungnya berdegup sangat kencang hingga membuatnya mandi keringat. Akhirnya sang bidadari telah menyelesaikan mandinya. Sang Jaka Tarub yang menunggu di depan pintu begitu terpukau ketika pintu itu terbuka. Nafsu birahinya mulai bergejolak bagai api yang membara, ia sudah tak bisa menahannya lagi dan langsung menggendong bidadari itu menuju singasana cinta mereka.
"Mas Rudi, aku belum melepas handukku. Ah, hentikkan! Kamu genit," ujar Kinan dengan manjanya.
"Ini berarti aku sudah dimaafkan?" tanya Rudi yang tengah memeluk Kinan.
"Iya aku maafin. Tapi, jangan diulangi lagi ya? Aku malu tahu tadi ditertawain banyak orang, " jawab Kinan.
"Iya bidadariku, aku janji akan lebih berhati-hati lagi. Sekarang bagaimana kalau kita…..," sahut Rudi yang ingin mencium bibir Kinan.
"Ah,jangan buru-buru," ucap kinan sambil menempelkan tangannya dibibir Rudi.
"Tapi, aku sudah tidak sabar Kinan," kata Rudi.
Kinan yang malu-malu kucing itupun akhirnya menganggukkan kepalanya, ini pertanda bahwa ia sudah siap untuk melakukan malam pertamanya. Di saat-saat Rudi mau mencium Kinan, tiba-tiba terdengar nada dering ponsel Rudi berbunyi. Adegan romantis itupun harus tertunda.
"Oooohhhh, siapa sih malam-malam telepon? Nggak tahu apa orang lagi…, " Ujar Rudi dengan kesalnya.
"Sudah, angkat saja. Siapa tahu itu penting? " Ucap Kinan.
Rudi pun mengangkat ponselnya. Ternyata yang menelepon itu ibunya, sontak saja ekspresi wajah Kinan berubah. Dalam hatinya ia merasa kesal kenapa Bu Rini selalu menelepon di waktu yang tidak tepat. Ini bukan hanya sekali, tapi sudah beberapa kali. Lama-lama Kinan tak tahan dengan kelakuan ibu mertuanya itu. Kalau ibunya sudah menelepon, pasti Kinan akan diabaikan Rudi. Bukannya Kinan tak suka bila Rudi sangat memperhatikan ibunya, namun Kinan hanya meminta Rudi supaya bisa membagi perhatiannya secara adil.
"Halo, ibu. Kenapa ibu menelepon malam-malam begini? Ibu tidak apa-apa kan?" tanya Rudi.
"Ibu tidak apa-apa kok. Maaf ya, ibu menelepon malam-malam begini. Ibu cuma mau memastikan apakah kamu dan Kinan sampai di Bali dengan aman. Tadi ibu sempat punya firasat buruk. Jadi ibu khawatir sama kamu. Kamu dan Kinan, baik-baik aja kan? " tanya ibu dengan cemasnya.
"Aku dan Kinan baik-baik saja kok, bu. Ibu tak usah khawatir. Kami berdua sudah tiba di Bali dengan selamat. Ibu baik-baik saja kan? Ibu sudah makan kah? Ibu jangan lupa minum obatnya ya? Jangan sampai telat, aku nggak mau ibu sakit," kata Rudi yang khawatir kepada ibunya.
"Rud, Rudi, Ibu nggak apa-apa kok. Ibu sudah minum obat kok tadi, dan juga udah makan. Kamu jangan terlalu khawatir sama ibu. Ibu baik-baik saja. Oh iya, dimana Kinan? ibu mau bicara sama dia?" jawab ibunya.
"Ini, ibu mau bicara sama kamu," kata Rudi kepada Kinan.
Mendengar bahwa ibu mertuanya ingin berbicara dengannya, Kinan langsung mengambil ponsel Rudi dengan kasarnya.
"Halo, iya, ada apa, Bu?" kata kinan dengan malasnya.
"Kinan, kamu baik-baik saja kan? Tolong jaga Rudi selama disana ya, Nak? Kamu tahu kan Rudi itu sedikit ceroboh, dampingi dia selalu ya, Kinan?. Ibu, benar-benar khawatir sama Rudi. Soalnya ini pertama kalinya Rudi pergi tanpa ibu. Kalian berdua baik-baik ya disana. Jangan bertengkar mulu. Dari kejauhan ibu bisa merasakan kalau terjadi sesuatu diantara kalian berdua. Kalau marah jangan lama-lama ya, Kinan? Kasihan Rudi. Ya kinan ya?" ujar Bu Rini yang menaehati Kinan.
"Iya, Bu!" jawab Kinan dengan wajah kesalnya.
"Ibu tutup dulu teleponnya, selamat malam Kinan," kata Bu Rini.
"Selamat malam ibu," balas Kinan pendeknya.
Ponsel Rudi kembali ditaruh diatas meja oleh Kinan dengan begitu kerasnya. Dan hampir membuat layar handphone nya pecah. Melihat hal itu, Rudi langsung marah kepada Kinan.
"Kinaaaaan!" teriak Rudi.
"Kamu kenapa? ibu itu telepon karena ia khawatir kepada kita Kinan. Cobalah untuk mengerti. Kenapa sih kamu hari ini marah terus? Aku udah capek Kinan. Oke, kita lupain semuanya yang sudah terjadi. Aku nggak mau merusak malam pertama kita. Maafkan ibuku, kalau tadi ada perkataannya di telepon yang menyakiti hatimu. Ya, maafkan ya? " bujuk Rudi kepada Kinan.
"Iya, aku hanya kesal saja semuanya tidak berjalan lancar seperti yang aku harapkan," jawab Kinan dengan wajah cemberut.
"Udah, lupain aja ya. Gimana kalau kita sekarang…..," rayu Rudi.
"Hhhhm, Mas Rudi tiba-tiba kepalaku pusing. Aku tidur duluan ya," balas Kinan.
Akhirnya diantara keduanya pun tidak terjadi adegan romantis, Rudi tidak bisa berbuat apa-apa jika Kinan sudah merajuk untuk kedua kalinya. Kinanpun memilih memisahkan diri dari suaminya ketika tidur, ia lebih memilih tidur di sofa, sementara Rudi tidur di ranjang seorang diri.