Happy Reading
*************
Pagi yang indah. Tapi tidak bagi Lexsa. Dia yang sudah geram karna kejadian kemarin. Lexsa merasa dirinya telah ditipu oleh Bara Kevin dan juga Vino. Tak mau menunggu Lexsa yang sudah bangun pagi pagi sekali segera bersiap siap untuk kesekolah
Skip.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai disekolahnya dan segera memparkirkan motornya. Dengan langkah terburu buru Lexsa segera menuju ke kelasnya.
Bersyukur ketiga bersahabat itu sedang ada dalam kelas. Dengan emosi Lexsa mengahampiri ketiganya sebelum itu ia sudah memegang sebuah penghapus kecil ditangannya yang kemudian ia lemparkan ke kepala Kevin.
"Kalian sengaja ngejebak gue hah?" bentaknya mengagetkan ketiga manusia itu.
"Eeiss tunggu tunggu ini maksudnya apa? Ngejebak apa?... Perasaan gue Vino Bara gak ngejabak lo deh."
"Lo bilang, gue cuman jadi pacar pura pura Dirga."
"Terus masalahnya dimana Lexsa?"
"Karna kalian nyokapnya Dirga mau menikahkan gue sama dia, kalo aja gue tau ini dari awal gak bakal gue bantuim Dirga. Kalian sengaja kan gak cerita yang sebenarnya."
Untung aja di dalam kelas belum ada orang lain selain mereka
"Astaga Lexsa, seharusnya lo bersyukur bisa jadi mantu nyonya Bella," ujar Kevin.
"Hum betul tuh apa yang dikatakan Kevin, seharusnya lo bersyukur," sambung Vino.
"Lagian nih ya nyokapnya Dirga tuh udah suka sama lo. Gak percaya? Tanya aja Dirga. Dirga udah cerita sama gue ditelfon kalo nyokapnya tuh udah suka sama lo."
"Bukan urusan gue." Tanpa mereka sadari seseorang telah mendengar pertengkaran mereka.
"Emng gue sudi punya hubungan sama lo." ujar Dirga tiba tiba yang sudah berada dibelakng Lexsa.
"Dengar ya, kalo ini bukan kemauan nyokap gue, gak bakal gue berurusan sama lo."
Lexsa yang sudah emosi langsung menggepalkan tangannya. Terpaksa ia harus menahan amarahnya. Kalo ia melawan maka itu hnya membuang buang tenaganya saja. Tanpa pikir panjang ia pun pergi meninggalkan kawanan manusia itu.
_____________________
Ketiga ibu ibu jaman now yang sedang menikmati kebersamaan mereka disebuah cafe milik Lisa.
"Jeng kalian tau gak kemarin malam aku tuh ketemu sama mantu aku. Sumpah dia cantik banget."
"Yang bener jeng Bella." ujar Aty.
"Iya bener. Masa aku boong sih!"
"Wah beruntungnya. Kita boleh liat wajah calon mantu jeng Bella gak."
"Eee gimana ya, aku lupa minta fotonya sama anak saya. Tapi jangan khawatir nanti aku kenalin sama kalian lain waktu. Gapapa kan?"
"Gapapa jeng... Oh yah kalo gitu nama mantu kamu siapa jeng," sambung Lisa.
"Lexsa." Lisa yang tak asing dengan nama itu langsung menyebutkan nama keseluruhannya.
"Lexsa Guerrero bukan jeng?"
"Nah betul itu namanya. Tapi tunggu! Kok jeng Lisa bisa tau nama keseluruhannya?"
Tanpa pikir panjang Lisa yang sudah yakin kalo yang dimaksud Bella dengan mantu adalah anaknya sendiri, segera memperlihatkan foto anaknya itu.
" Yang ini bukan jeng orangnya?"
"Nah ia jeng ini orangnya
Cantik kan?... Tapi kok jeng Lisa bisa tau nama dan punya foto calon mantu saya?"
"Calon mantu yang jeng Bella maksd itu anak saya." Bella dan Aty yang mengetahui hal itu pun kaget.
"Jadi kalian berduaa..." ujar Aty menggantungkan ucapnya sambil menutup mulutnya menggunakan tanganya, Bella dan Lisa kini saling menatap satu sama lain.
"Akan jadi calon besan. Aaaaaa." Bahagia keduanya
"Kok Lexsa gak cerita ya sama saya kalo dia punya pacar?... Ah biarlah yang penting calonya anaknya jeng Bella."
"Gak nyangka aku jeng. Gimana kalo kita adain pertemuan keluarga? Tempatnya dicafe milik jeng Lisa aja! Setuju? "
"Iya aku setuju. Malam ini juga boleh kalo kita adain pertemuan nya. Gimana?"
"Iya iya aku setuju."
"Astaga sumpah deh aku bahagia bangett."
"Sama aku jugaa."
________________
Sementara di sekolah sang guru fikisa telah selesai memberikan materi kini saatnya sang guru akan memberikan soal
"Baik anak anak siapa yang bisa mengerjakan soal yang ada dipapan. Yang bisa mengerjakannya bapak akan kasih nilai 100."
Lexsa yang merasa dirinya bisa mengerjakan soal dipapan akhirnya memberanikan diri
"Saya pak." Lexsa mengangkat tangan menunggunakan tangan kirinya. Lantas membuat Vanya langsung menegurnya
"Lexsa, tangan lo salah." bisik Vanya. Lexsa yang menyadari hal itu segera menurunkan tangannya dan kemudian menaikkan tanganya kanannya
"Saya pak."
"Sok pintar banget." gumam Dirga di pojok sana
"Yah Lexsa silahkan maju."
Skip..
Kini Lexsa sudah dihadapkan dengan 1 soal yang menurutnya tidak terlalu sulit. Kemudian ia mengambil spidol dari tangan gurunya dan mulai mengerjakan soal itu.
Soal:
"Jika diketahui pada suatu kondisi kalor didih air 2,26 x 10 pangkat 6 J/kg dan air mendidih pada suhu 100°C, Berapa kalor yang diperlukan untuk mendidihkan seratus gram air 100°C menjadi uap?"
Lexsa menjawab :
Q=mU
=(0,1 kg) (2,26 x 10 J/kg)
= 2,26 x 10 J
Jadi, kalor yang diperlukan sebesar 2,26 x 10 J.
"Ini pak jawaban saya." Lexsa seraya memberikan spidol kepada gurunya. Kemudian Guru fisika yang melihat pekerjaan Lexsa itu mengerutkan dahinya. Kemudian sang guru menoleh kearah siswa lainnya.
"Ada yang bisa memperbaiki jawaban Lexsa?"
Lexsa dibuat bingung. "Apa jawaban gue salah? Perasaan udah bener deh," gumamnya.
"Saya pak."
"Ya Dirga silahkan maju."
Jawab:
Q=mU
=(0,1 kg) (2,26 x 10 pangkat 6 J/kg)
= 2,26 x 10 pangkat 5 J
Jadi, kalor yang diperlukan sebesar 2,26 x 10 pangkat 5 J.
"Beri tapuk tangan kepada Dirga," ujar sang guru yang dipatuhi anak muridnya.
"Yah Dirga jawaban kamu sangat tepat. Buat Lexsa sebenarnya jawaban kamu udah hampir benar tapi karna kamu lupa menambahkan pangkat di angka 10, jadi jawaban kamu agak sedikit kurang tepat. Tapi gakpapa bapak suka dengan keberanianmu... beri tepuk tangan kepada Lexsa."
Ditengah anak anak yang lain sedang memberikan apresiasi. Dirga yang berada dekat Lexsa itupun berbisik kepadanya.
"Kalo gak bisa ngerjain gausah sok pinter. Malu sendiri kan jadinya."
Lexsa yang emosi atas omongan dirga tanpa pikir panjang Lexsa pun menginjak kaki kanan Dirga dengan sekuat tenaganya.
"Aaaawww." Meringis kesakitan sambil memegang kakinya. Guru dan temen temen dikelasnya reflex melirik kearah mereka berdua.
"Dirga Kamu kenapa?"
"Gakpapa pak tadi saya cuman digigit semut aja."
Gurunya melihat kearah lantai tepat ditempat Dirga berdiri untuk melihat semut yang dimaksud Dirga.
"Dimana semutnya dirga Bapak gak liat apa apa."
"Eehh itu pak apa! Semutnya udah Dirga injek, ia udah saya injek. Makanya bapak gak liat."
"Kamu ini ada ada aja. Yaudah Silahkan duduk."
Lexsa yang bodoamat dengan Dirga pergi lebih dulu meninggalkan Dirga
"Awas lo ya." gumam Dirga