Lanjut....
Happy Reading
***
"Ya, mau istirahat lah, gue capek dari tadi selepas sholat jum'at gue udah urusin mereka... ingat! Harus bersih ya." Vino memberikan senyuman manis kepada mereka semua sebelum pergu masuk kedalam kandang kenyamanan
"Sialann." gumam Kevin
***
"Huu huu gak mau Lifky mau mama Lifky huuuuu."
"Uu sayang sudah ya, nangisnya gimana Rifky ikut om bara aja, ntar om bara beliin eskrim yang banyak gimana?" ujar Bara lembut sambil membelai kepala bocah itu
Dirga yang tengah menjaga Riska dalam gendongannya terkejut dan mengnga nga saat mendengar Bara sahabatnya yang dikenal gagah nan maco bisa selembut itu.
Rifky berhenti menangis. "Benelan om?"
"Tapi Rifky jangan nangis lagi, kalo Rifky masih nangis om gak jadi beliin eskrim."
Mengusap sisa air matanya. "Aku nda nangis lagi om."
"Yaudah hayok kita pergi beli eskrimanya." Bara langsung menggendong Rifky. Setelah kepergian Bara, Riska yang tiba tiba saja menangis di gendongan Dirga
"Aduh gimana nih... Us us us adek cantik gak boleh nangis ya... Cilup baa Cilup baa nih liat om lagi pegang apa om lagi pegang boneka loh nih, nih." usaha Dirga tak ada hasil. Dirga yang sudah bingung, segara turun ke bawah mencari keberadaan Vino
"Vino kampret di mana lo." teriaknya. Bukannya menemukan Vino ia malah meliht Kevin yang asik dengan gamenya
"Kevin, lo liat Vino di mana gak?"
"Dikamar kali tuh orang." Kevin masih fokus pada hpnya. Dirga langsung menuju kamar Vino sambil mengendong Riska. Vino yang tengah tertidur pulas di atas kasur miliknya, segera Dirga membangunkannya.
"Vino bangun. Woi, kampret bangun gak," teriaknya lagi. Berhasil Dirga berhasil membangunkan Vino
"Siapa sih ganggu orang tidur aja."
"Buka mata lo, bantu gue nih dari tadi Riska nangis gak henti henti gimana cara nenanginnya?"
"Itu tandanya dia haus Dirga." Vino masih dengan mata tertutup
"Trus?"
"Ya lo susuin lah," ucapnya tak sadar.
Dirga membuka matanya lebar lebar saat mendengar ucapan dari Vino.
"Gila lo, gue cowok bego bukan cewek."
"Ck! Maksud gue, sana bikinin dia susu."
"Yaudah sana lo bikinnin dia susu."
"Suruh Kevin aja sana, gue masih ngantuk.".Vino yang langsung menarik selimutnya sehingga menutupi semua badannya. Dirga hanya bisa menghela nafas kasar, ia pergi dari kamar itu dan langsung menuju Kevin
" Kevin, bantu gue."
"Bantu apa?"
"Tolong lo bikinin gue susu buat riska."
"Lah kok gue?"
"Kalo bukan lo siapa lagi bangke, lo gak kasian apa sama Riska, dari tadi dia nangis lo mau anak orang mati? "
"Ck! Iya iya." Kevin yang sudah tiba didapur. Segera mengambil bahan bahan untuk membuat susu.
"Eh bentar pake garam gak sih nih?... Susu kan manis kalo gue tambahin garam bisa ngurangin rasa manisnya, kan kasian ntar Riska diabetes lagi." Vino langsung memasukkan garam kedalam dot
Hadoyy bego banget dah nih Vino, ini dia sekolahnya beneran disekolah atau di hutan? Kok bego amat perkara ini aja dia gak tau
Setelah selesai, Kevin langsung menemui Dirga yang sudah menunggunya diruang tengah.
"Nih susunya." Vino merentangkan tangan. "Tadi udah gue tambahin garam biar gak terlalu maniss," ujarnya lagi. Ucapannya membuat Dirga langsung menghentikan tangannya, untung aja belum masuk kemulut.
"Astaga Kevin, sejak abad kapan bikin susu bayi pake garam, sana bikin ulang susunya cepetan." Kevin yang mendengar bentakan Dirga, segera mengambil dan membuang susu yang dibikinnya itu, dan kemudian membuat yang baru.
Setelah selesai kevin langsung menghampiri Dirga kembali dan memberikannya.
"Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya " ujarnya lega, akhirnya Riska yangg tadinya menangis kini kembali tenang
***
"Makasih om bala," ujar Rifky sambil memakan eskrimnya.
"Sama sama. Yaudah kita pulang yuk udah mau magrib." Bara menunjuk langit yang memperlihatkan akan segera gelap
"Iy om." Kemudian Bara menggendong bocah itu
***
Riska kembali terbangun karena suara Kevin yang sangat berisik ketika memainkan gamenya itu (BOYAHH). Bara yang kaget saat masuk kedalam rumah bersama Rifky kini melihat ketiga sahabatnya sudah berubah penampilan.
"Astaga kalian kenapa kek gini... Sumpah kalian cocok banget, udah kek ibu ibu anak tiga." Tawa bara berbahak bahak.
"Lah malah ketawa, bantuin kek, nih Riska gak henti henti nangisnya," ucap Kevin
"Yudah coba sini gue ngendong, sapa tau aja Riska maunya ama gue bukan kalian," ujarnya sombong.
"Ya udah nih, awas aja kalo dia tetap nangis." Dirga memberikan Riska kepada Bara
"Sini dotnya."
"Nih."
Bara yang sudah menggendong Riska, segara meminumkan dotnya dan menyanyikan lagu nina bobo. Dan betul, setelah mendapatkan perilaku lembut dari Bara, Riska yang awalnya masih menanggis tiba tiba saja terdiam dan tertidur pulas, alhasil Dirga, Kevin, Vino hanya bisa menganga dengan apa yang mereka liat.
Jam sudah menunjukkan 08:25pm keempat manusi itu kini sudah tertidur pulas diruang tengah, Dirga yang berbantalkan paha Kevin dan Rifky berbantalkan paha Bara Sedangkan Vino ia menunggu kedatangan tante dan juga omnya.
Setelah menuggu beberapa menit akhir nya suara mobil telah terdengar dari luar, ya siapa lagi kalo bukan Bella dan suaminya.
"Assalamualaikum Vino," ujar Bella
"Wa'alaikumussalam, ayo tan masuk dulu." Vino mempersilahkan om dan tantenya masuk. Setelah masuk ke dalam rumah, pertama yang mereka lihat atau keduanya di sunguhkan dengan pemandangan yang jarang untuk di temui
Ya, di mana ketiga sahabat Vino itu sudah tertidur pulas di atas sofa dan berbantalkan paha satu sama lain
"Vin, cowok cowok ini siapa?"
"Eh ini tan mereka sahabat sahabat ku, mereka juga yang bantu aku ngurusin Rifky sama Riska."
"Beruntung ya, kamu Vin punya teman kaya mereka, udah ganteng baik lagi."
"Oh ya, Riska di mana Vino?" tanya Bram.
"Riska di kamar om. Tante sama om gak nginep dulu, sekarang udah larut malem."
"Gak Vin, tante sama om pulng hari ini, soalnya besoknya om kamu ada urusan di pabrik. Yuadah kalo gitu tante ke kamar dulu."
Bella pun naik ke atas menuju kamar Vino, dilihatnya anaknya sudah tertidur pulas. Bella dengan hati hati menggendong anaknya agar tidak membangunkannya
Bella yang mengendong Riska dan Bram membangunkan anak lelaki nya itu yang tidur di kerumunan ketiga lagi lagi tampan itu. Setelah semua selesai mereka berdua ber pamitan untuk pulang
Tak lupa Vino mengantar om dan tantenya sampai ke depan rumah. Vino melambaikan tanganya hingga mobil mereka hilang dari pandangan
Vino yang kembali ke dalam rumahnya di sunguhkan pemandangan yang indah, ia melihat ketiga sahabatnya yang sudah tertidur pulas di atas sofa, Vino sangat bersyukur bisa memiliki sahabat seperti mereka
"Makasih YaAllah."