Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MAJESTAS

Eru_Vyn
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.6k
Views
Synopsis
Majestas, pohon besar nan agung yang dipuja-puja oleh warga Liza. Terdapat beribu misteri yang ada di atas sana. Banyak penjelajah yang mencoba mengalahkan keagungan pohon itu. Namun kebanyakan dari mereka tidak pernah kembali. Namu Eris, anak yang naif itu benar-benar bersikeras untuk pergi ke pohon Majestas, tempat ayahnya tidak pernah kembali. Apakah akan berhasil? Apakah sebuah misteri akan terungkap?

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - I : ERIS

Majestas, pohon yang sangat diagungi oleh warga Liza. Pohon yang tingginya hampir mencapai atmosfer itu memang memiliki banyak rahasia tersembunyi di dalamnya.

Jarang sekali, bahkan hampir tak ada seorang pun yang bisa mencapai ke puncak pohon itu.

Sebab itulah, warga kota yang berada di bawahnya selalu mengagungi pohon itu karena tidak ada yang bisa "mengalahkan" kekuatannya. Bahkan tak jarang, banyak penantang yang ingin mencoba mengalahkan Pohon Majestas itu.

_

Terdengar suara keributan di sebuah rumah, perdebatan antara ibu dan anaknya.

" Tapi, bu.. Aku ingin melihat hal yang baru! Kenapa ibu tidak mengerti?! "

Ibunya hanya terdiam dan pergi meninggalkan anaknya sendirian.

Eris, anak itu mempunyai impian untuk mencapai puncak Majestas. Namun tentu saja, ibunya takkan pernah menyetujuinya. Karena kemungkinan pulang dalam keadaan hidup itu satu banding seribu.

Namun, ia tidak menyerah. Ia ingin melanjutkan petualangan ayahnya yang tidak terpenuhi. Ya, ia dianggap wafat di atas sana tanpa ada jasad yang tersisa.

Eris berjalan menyusuri kota sambil menendang batu-batu yang ada di hadapannya. Walaupun disebut kota, pemandangannya sangat sejuk sekali bahkan dikelilingi pegunungan yang hijau seperti sebuah desa. Kota Liza, kota kelahirannya anak itu.

Tiba-tiba sebuah batu pun melayang ke arahnya.

" Ah. " Eris pun memegang kepalanya sambil melihat sekitarnya dan melihat tiga orang anak seusinya yang terkekeh pelan.

" KALIAN! " Setelah melihat Eris mendekatinya, mereka bertiga pun melarikan diri sambil menjulurkan lidahnya.

" Cih. "

Eris termasuk anak yang kurang bersosialisasi di kotanya. Bahkan dia selalu keluar rumah tanpa alasan dan berjalan sendirian menyusuri kota.

Dengan instingnya yang lumayan tajam, ia membalikkan pandangannya ke belakang secepat kilat. Karena sedari tadi ia merasa diikuti.

" Apa? Mau mengerjaiku lagi? Lebih baik kau menyerah saja. Aku tidak akan menangis seperti orang lain. "

Terlihat seorang gadis keluar dari persembunyiannya. Wajahnya terlihat malu dan perlahan mendekatinya. Eris yang tidak dekat dengan orang lain pun tentu saja tidak mengenal gadis itu.

" Em.. E- eris..?

" Cepat katakan hal yang ingin kau katakan. "

Karena gadis itu hanya berbicara omong kosong, Eris pun mengabaikannya dan pergi meninggalkannya. Namun, baju lengannya tertahan oleh lengan gadis itu.

" Aku.. hanya ingin me- membantumu.. "

ucapnya sambil menunduk. Namun, Eris hanya memandangnya heran kemudian perlahan melepaskan pegangan itu.

" Apa maksudnya? " Eris pun merapihkan kerah dan gulungan tangan di bajunya sambil membelakangi gadis itu.

" A- ah. Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diriku. " ucap gadis itu sembari tersenyum.

" Luccy, aku ingin berteman denganmu. "

Eris pun membalikkan tubuhnya menghadap gadis itu dengan tatapan datar. Tiba-tiba Ia mendorong gadis itu ke tembok.

" Apa yang kau inginkan? "

" Be- berteman denganmu. "

Eris terdiam sejenak kemudian melepaskan gadis itu dan kembali membelakanginya.

" Aku, tidak akan pernah mempercayai siapapun. Berteman? Pasti ada maunya, bukan? "

Pria itu pun meninggalkan Luccy yang masih shock dengan sikapnya tadi. Gadis itu hanya tersenyum sambil memegangi tisu yang awalnya akan digunakan untuk mengusap luka Eris.