Chereads / CALON ISTRI TUAN SILUMAN / Chapter 28 - KESABARAN ICHIGO

Chapter 28 - KESABARAN ICHIGO

"Aku bisa sendiri, jadi kau pergi saja dari sini," ucap Cenora saat sudah duduk di pinggir ranjang pasien di ruang kesehatan sekolah itu, "Dan terima kasih," sambung Cenora pada Ken.

"Aku tidak butuh terima kasihmu," Ken menjawab ketus sembari menarik kursi di depan Cenora. Tangannya terlihat membawa kotak P3K dan meletakkan kotak itu di samping Cenora.

Saat Ken membuka kotak itu, wajah yang semula kesal berubah menjadi bingung.

"Bagaimana para manusia menggunakan ini?" tanya Ken saat menyentuh satu persatu benda di dalam kotak tersebut. Dan benda terakhir yang diangkatnya dan ditunjukkan ke Cenora adalah gunting.

"Jika kau tidak tahu apapun tentang benda-benda itu, kenapa kau membawanya ke sini? Konyol sekali!" Cenora menggerutu setengah kesal dan setengah tertawa geli.

"Aku sering melihat manusia membawa kotak dengan lambang '+' seperti ini jika manusia lainnya mengalami kecelakaan. Aku hanya tidak tahu cara menggunakannya. Kau tidak perlu mengejekku!" jawab Ken tak mau kalah.

Cenora mengambil gunting dari tangan Ken dan kembali meletakkan gunting itu ke dalam kotaknya semula. Cenora hanya terlihat mengambil beberapa plaster untuk menutupi lukanya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Sudah kukatakan padamu, aku baik-baik saja! Lihat, luka-ku sudah tertutup," ujar Cenora setelah merasa lukanya sudah terlihat lebih baik.

"Itu tidak berguna. Para siluman yang berada jauh dari sini saja masih bisa mencium aroma darahmu walau darahmu hanya merembes sekalipun! Kau sama sekali tidak memperbaiki keadaan jika menutupi lukamu seperti itu!" Ken mengomelinya.

"Benarkah?" Cenora bertanya bingung. Ia menolehkan kepalanya kesana-sini untuk memastikan ucapan Ken, "Hei, satu-satunya siluman di tempat ini hanyalah kau. Kau jangan menakutiku seperti ini karena aku juga tidak takut padamu!" sambung Cenora memprotes.

"Kau naïf sekali. Tapi aku yakin sikap beranimu ini karena Hybrid itu terlalu memanjakan makanannya sendiri!" ucapan Ken terdengar mengejek Cenora, hingga Cenora seketika merubah ekspresi wajahnya menjadi murung.

Ken langsung menyadari perubahan ekspresi Cenora dan itu membuatnya ikut terhenyuk. Ken segera berinisiatif membuyarkan suasana senyap itu dari mereka.

"Tentu saja tidak ada siluman lain di tempat ini. Aku di sini, bukan? Siluman kecil mana yang berani mendekatimu saat ada pemimpin klan sepertiku di sekitarmu? Sama halnya saat Tuan Hybrid itu bersamamu," ucap Ken mengubah pembahasan dan itu berhasil membuat Cenora mengangkat wajahnya lagi.

"Ya, kau memang benar. Tidak mungkin ada siluman kecil di sekitarku jika ada pemimpin siluman seperti dirimu ataupun Ichigo di dekatmu," Cenora membenarkan ucapan Ken dengan nada bicaranya yang miris.

"Tapi kau juga tidak boleh ceroboh dengan membiarkan mereka melakukan hal kurang ajar padamu! Para hantu tidak menginginkan darahmu, tapi mereka senang jika kau menjadi bagian dari mereka saat kau mati. Mereka senang mendapatkan jiwamu saat kau mati karena mereka, dank au akan menjadi bagian dari mereka saat roh-mu keluar dari tubuhmu nanti,"

"Itulah sebabnya pada hantu itu selalu menginginkan dirimu celaka. Kau tidak harus diam saja. Mereka itu lemah kalau kau berani. Dan sebaliknya, mereka akan kurang ajar saat kau terlihat lemah seperti ini!"

Mendengar ucapan Ken membuat Cenora mengingat pesan Ichigo saat mereka masih kecil.

'Cenora, apa kau baik-baik saja? Jangan menangis seperti itu karena mereka sangat menikmati tangisanmu! Mereka sangat suka jika kau sedih,'

"Yang kau katakan itu hampir sama dengan yang Ichigo katakan padaku saat kami masih kecil dulu," jawaban Cenora membuat Ken mengerutkan dahinya.

"Kalian sudah saling mengenal saat itu?" tanya Ken dan Cenora mengangguk membenarkan.

"Kami sudah saling kenal sebelum saat ini. Sejak sepuluh tahun lalu sebelum kami berpisah, aku berteman dengan Ichigo. Kami terus bermain dan dia mengajarkanku untuk tidak takut pada hantu-hantu kecil yang mengikutiku,"

"Aku merasa nyaman berada di dekatnya, sampai suatu hari Ichigo pergi tanpa kembali. Tapi saat dia kembali, kenyataan membuka mataku kalau dia adalah siluman,"

Cenora berucap murung sambil menundukkan kepalanya.

'Apa karena hubungan masa lalu di antara mereka hingga Hybrid itu tetap membiarkan gadis ini memutuskan pilihannya sendiri?' ucap Ken dalam hati, 'Jadi Hybrid itu memang sedang jatuh cinta? Hhhh, itu konyol!' sambungnya bergumam miris.

Ken masih belum bisa menerima ucapan dan perlakuan Ichigo pada Cenora adalah bentuk cintanya pada wanita reinkarnasi Peri Bulan.

Apa itu cinta? Siluman tidak jatuh cinta. Justru cinta yang membuat setiap para pemimpin klan siluman harus kesusahan karena harus berebut 'pengantin' setiap seratus tahun sekali. Cinta seperti kutukan bagi para siluman karena itulah hukuman yang sudah nenek moyang para siluman tanggung sejak dulu.

'Kalau sudah seperti ini, yang harus kulakukan adalah mengambil hati gadis ini saja, bukan? Jika aku bisa membuat gadis ini menyukaiku, aku bisa memenangkannya dan merebut gadis itu dari Hybrid itu,' Ken kembali bergumam dalam hati saat memandangi wajah Cenora yang terus tertunduk dan sesekali memperhatikan luka di lututnya, 'Tapi apa aku bisa? Gadis ini sepertinya juga memiliki perasaan untuk Tuan Hybrid. Dia mencium Hybrid itu di depanku kemarin,' sambung Ken.

"Apa lukamu itu masih terasa sakit?" tanya Ken yang mencoba bersimpati dan Cenora mengangguk dengan ragu, "Aku bisa membuatmu tidak merasakan sakit lagi. Kau ingin mencobanya?" Ken bertanya lagi.

"Bagaimana caranya?" Cenora bertanya bingung.

"Aku akan menjilatmu. Tapi aku tidak yakin aku bisa berhenti menghisap darah di lukamu," Ken menanggapi dengan kalimat yang membuat Cenora terperangah.

"Kalau begitu caranya, terima kasih. Aku tidak membutuhkan jilatanmu. Biarkan saja luka ini sembuh sendiri. Ichigo sudah sering melakukan itu padaku saat aku sadar ataupun tidak. Jadi, kurasa aku hanya akan menahan ini sampai rasa pedih ini menghilang," jawab Cenora memberi penolakan.

Sementara Ken terkejut mendengar ucapan Cenora.

"Tuan Hybrid menjilati luka di tubuhmu tapi tidak melakukan apapun? Apa kau yakin kalau ucapanmu ini bukan hanya untuk membohongiku?" Ken bertanya heran.

"Untuk apa aku berbohong? Setelah kecelakaan kemarin, dia yang menyembuhkan seluruh luka di tubuhku. Tapi dia tidak melakukan hal yang lebih jauh, meskipun yang dilakukannya padaku sudah kuanggap sangat keterlaluan!" jawab Cenora jujur.

"Mustahil! Bagaimana mungkin dia dapat menahan rasa darahmu? Bagaimana mungkin dia dapat menekan hasrat keperkasaan silumannya padamu di saat musim kawin seperti ini?" Ken bertanya heran, "Hybrid itu pasti sangat bersabar padamu!" sambungnya.

"Entahlah. Aku juga tidak mengerti apa yang dirasakannya padaku. Aku tidak ingin berpikir lebih rumit lagi lebih dari ini. Hidupku sudah kacau sejak kecil, dan kedatangan kalian semakin membuat hidup ini rumit," jawab Cenora murung.

"Jika dia ingin, dia tidak perlu bersusah payah menunggu ataupun membujukmu untuk menyerahkan tubuhmu untuknya. Dia sangat mampu melakukan itu padamu! Aku salut padanya," ucap Ken sembari tersenyum miris.