Mia membuka keran wastafel. Kemudian menangkupkan tangan dan mengusapkan pada wajahnya. Rasanya segar kembali. Kini wajahnya tak lagi lusuh berantakan. Cewek itupun beranjak keluar dari toilet. Saat berada di ambang pintu, tiba-tiba saja...
"Aaahh!!" Cewek itu terjingkat ketika mendapati Mala tiba-tiba berdiri di depannya.
"Ah lo, Mal. Doyan banget sih ngagetin gue." Ucap Mia.
"Salah sendiri lama."
Cewek itu meringis. Memang ia cukup lama berada di kamar mandi tadi. Tapi bukan karena panggilan alam atau semacamnya, melainkan terbayang penampakan indah di lapangan belakang. Sepasang mata coklat, alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, bibir seksi dan senyum manisnya. Semua itu enggan berpaling meninggalkan benaknya. Satu kata untuk cowok itu, sempurna. Layaknya lagu Andra and the backbond. Tak terasa, Mia mulai senyum-senyum sendiri.
"Mia! Masih waras kan?" Pekik Mala.
"Apaan sih? Gak usah teriak-teriak juga kali."
"Lo ngelamunin apaan sih?"
