Taksi yang ditumpangi Nuriyah, sampai di depan sebuah rumah yang tak asing lagi di mata Nuriyah. Rumah Neneknya, dahulu Nuriyah sering sekali main ke sana. Banyak kenangan yang tersimpan di benak Nuriyah, saat dia melihat rumah itu.
Sebelum turun dari taksi, Nuriyah membayar ongkos terlebih dahulu. Setelah membayar ongkos, dia berjalan secara perlahan menyusuri pekarangan rumah tersebut yang lumayan besar nan luas. Suasananya sepi, seperti tidak ada kehidupan.
Seulas senyuman terbit di wajah cantik Nuriyah, rasanya dia ingin segera memeluk tubuh Nek Farah. Wanita yang dia anggap sebagai Ibu kedua di dalam kehidupannya. Kedua kakinya terus berjalan menyusuri halaman rumah itu, sampai akhirnya Nuriyah sampai di depan pintu utama rumah itu.
"Nek, ini Nur, Nek!" Nuriyah membuka pintu utama rumah itu.