"S–saya c–cuma mau m–minta maaf, Tante." Naja menunduk. Tak kuasa menatap sorot mata Zora yang begitu tajam.
"Saya tidak butuh maaf dari kamu! Saya juga sudah tahu semuanya. Ternyata kamu itu sama seperti ibu kamu. Sama-sama perusak kebahagian orang lain. Saya tidak mau melihat wajah kamu dan ibu kamu lagi! Lebih baik kamu pergi dan jangan temui Milhan lagi!"
"Tolong, Tante jangan bersikap seperti itu sama Naja, Tante. Naja gak tau apa-apa soal hubungan Om Rano dan ibunya." Setya ikut bersuara.
"Diam kamu!" Jari telunjuk Zora mengarah pada Setya. "Tidak usah coba-coba membela perempuan tidak tahu malu ini. Lebih baik kamu juga pergi dan bawa perempuan ini jauh-jauh dari kehidupan Milhan. Milhan tidak butuh teman-teman munafik seperti kalian! Pergi!"
"T–tapi, tolong ijinin saya untuk melihat Milhan sekali saja Tante. Saya mohon!" Air mata Naja meluruh, dia benar-benar ingin melihat keadaan Milhan.