Sehabis merayakan ulang tahun Milhan, malam ini Setya mengajak Naja untuk menonton bioskop, jalan-jalan dan makan malam bersama. Naja sangat bahagia. Sangat-sangat bahagia. Sebab Setya jarang punya waktu seperti ini untuknya. Walau terkadang bayang-bayang wajah Milhan selalu melintas menganggu pikirannya.
Naja merasa bersalah sudah mengkhianati gadis sebaik Milhan. Namun, perasaannya pada Setya juga harus diakui keberadannya. Tetapi, layaknya kapal yang tengah terombang-ambing di tengah lautan Naja pun sama. 'Pergi sulit, bertahan sakit' sepertinya kalimat itu cocok untuk menggambarkan perasaan Naja sekarang.
"Naja," panggil Setya entah untuk kesekian kalinya membuat lamunan Naja akhirnya buyar. Gadis itu langsung menoleh pada cowok di depannya. "Kenapa gak dimakan? Lo gak suka makanannya? Kalau lo gak suka biar gue pesenin makanan yang lain. Lo mau apa hmm?" tanya Setya.
"Suka kok, suka." Naja langsung meraih sendok dan garpunya lalu memasukkan spagety miliknya ke mulut.